KATA
PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah yang menggenggam semua yang dilangit dan
yang dibumi serta berkat rahmat taufik dan hidayahnyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada uswatun
hasanah kita cermin dari segala kehidupan kita serta sebagai pembawa risalah
Islam yang mengubah jalan hidup manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang
penuh dengan cahaya ilahi. beliau tiada lain adalah Nabi Muhammad SAW. Beserta
kepada keluarga, sahabat, tabiin serta sampai kepada kita selaku umatnya yang
senantiasa mengikuti jejak langkahnya.
Alhamdulillah wa Syukurilah kami dapat menyelesaikan makalah ini
mudah-mudahan makalah dapat bermanfaat bagi semuanya. kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada guru-guru yang telah memberikan ilmu-ilmnya, mudah-mudahan
dapat balasan pahala yang berlimpah dari Allah swt. kami juga mengucapkan
banyak termakasih kepada teman-teman yang selalu mendukung kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Bandung, 14
April 2010
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................................. ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................ 1
BAB II
BUMI DAN ALAM SEMESTA
A.
Pengertian Media ................................................................................... 2
B. Fungsi
Media .......................................................................................... 3
C.
Macam-macam Media ............................................................................ 3
D.
Pemanfaatan Proram Media ................................................................... 5
BAB III
PENUTUP .................................................................................. 11
Daftar
pustaka .......................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Agar tujuan pendidikan dapat tercaapai, maka
perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program
pendidikan itu. Dari sekian factor penunjang kebehasilan tujuaan penddidikan,
kesuksesan dalam proses pembeljaran merupakan salah satu factor yang sangat
dominan. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi
nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu
kegiatan belajar mengajar merupakan ujung tombak untuk tercapainya pewarisan
nilai-nilai tersebut. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembalajaran itu
diciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik benar-benar tertarik dan
aktif dalam prose situ.
Dalam upaya menciptakan suasana
yang kondusif itu, alat aatau media mempunyai peran yang saangat penting. Sebab
media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama berkaitan
dengan indra pendengaran dan penglihatan. Adanya media bahkan dapat mempercepat
proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat
pula.
Dengan adanya media maka tradisi
lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai
media pengajaraan. Dengan tersedianya media pengajaaran, guru dapat
menciptakanberbagai situasi kelas, selain itu dengan adanya media maka ide yang
abstrak dan samar-samar sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimeengerti oleh
urid. Bila media dapat difungsikan dengan tepat, maka murid akan banyak
terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pengalaman belajar anak dapat
ditingkatkan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dngan Media?
2.
Bagaimana fungsi media?
3.
Apa saja macam-macam media?
BAB
II
PEMANFAATAN
MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Media
Pembelajaran
Dari beberapa literatur tidak terdapat perbedaan
pengertian alat dan media pendidikan, Zakiah Daradjat[1]
menyebutkan pengertian alat pendidikan, sarana pendidikan, sedangkan dalam kepustakaan
asing, sementara ahli menggunakan istilah audio visual aids (AVA), teaching
material, instructional material.
Term alat berarti barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu
maksud, sedangkan media berasal dari bahasa Latin dan bentuk Jamak dari medium,[2] secara
harfiah berarti perantara atau pengantar[3] dalam
hal media banyak terdapat batasan rumusan para ahli; seperti yang dikemukanoleh
Gegne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Senada dengan pendapat Gegne, adalah pendapat
Briggs, yang mendefinisikan segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan
pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari dua definisi ini tampak
pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu
proses penyampaian pesan.
Lebih jauh Vernous, sebagaimana dipopulerkan Zakiah Daradjat menyebutkan
bahwa media pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan
manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Batasan yang dikemukakan oleh Vernous lebih luas jangkauan pengertiannya
ketimbang batasan yang dikembangkan sebelumnya, disamping alat yang berupa
benda, yang digunakan untuk menyalurkan pesan dalam proses pendidikan, pendidik
sebagai figur sentral atau model dalam proses interaksi edukatif merupakan alat
pendidikan yang juga harus diperhitungkan.
Nampaknya dibeberapa literatur antara alat dan media pendidikan tidak
dibedakan secara jelas, pada umumnya banyak yang mengindikasikan bahwa antara
alat dan media itu tidak bias dipisahkan dan dibedakan secara hitam putih,
bahkan cenderung bahkan menyamakan kedua term itu. Disatu sisi alat
kadang-kadang digolongkan sebagai media, dan disisi yang lain media dimasukan
kedalam golongan alat. Over Lapping mungkin saja terjadi karena perbedaaan dalam
sudut pandang penggunaannya.
B.
Fungsi Media
Ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran,
diantaranya:
1.
Menarik perhatian siswa
2.
Membantu untuk mempercepat
pemahaman dalam proses pembelajaran
3.
Memperjelas penyajian pesan agar
Tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan)
4.
Mengatasi keterbatasan ruang
5.
Pembelajaran lebih komunikatif dan
produktif
6.
Waktu pembelajaran bias
dikondisikan
7.
Menghilangkan kebosanan siswa
8.
Meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar
9.
Melayani gaya belajar siswa yang
beraneka ragam, serta
C.
Macam-Macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian
para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hamper semua bermanfaat.
Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang
sederhana sampai yang teknlogi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara
natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Dilihat dari jenisnya, media dibagi kedalam media audio, visual
dan audiovisual. Media audio adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio,
cassette recorder, piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya
mengandalakan indera penglihatan. Media visual ini ang menampilkan gambar atau
symbol yang bergerak yang bergerak seperti film strip (film trangkai), poto,
ganbar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar
atau symbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audio
visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang
pertama dan yang kedua. Media audio visual terditri atas audio visual diam,
yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara
(sound slides), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat
menampilkan unsur suara dan gambar yang ergerak seperti film suara dan video
cassette.
Dilihat dari segia keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio
visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur bersumber dari slide proyektor
dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Dilihat dari daya liputnya, media media dibagi menjadi, petama, media
dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh
tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu
yang sama, kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus
seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup
dan gelap.
Sedangkan jika kita lihat dari bahan pembuatannya media dibagi atas pertama,
media sederhana, yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga
murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. Kedua,
media kompleks, yakni media dengan bahan yang sulit didapat, alat tidak mudah
dibuat dan harga relative mahal.[5]
D.
Pemanfaatan Program media
v Pola Pemanfaatan
Ada beberapa pola pemanfaatan media yang dapat menunjang proses pembelajaran
yaitu:
1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting) dalam
tatanan (setting) ini media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang
tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar
mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu
guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung
tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan
ketiga hal itu, ialah tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya.
2) Pemanfaatan Media diluar situasi kelas.
Pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi dapat
dibedakan dalam dua kelompok utama:
a.
Pemanfaatan secara bebas
Yang dimaksud dengan pemanfaatan secara bebas ialah
bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat program media
mendistribusikan program media itu dimasyarakat pemakai media baik dengan cara
diperjualbelikan maupun didistribusikan saecara bebas, dengan harapan media itu
akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemakai media menggunakan media itu menurut kebutuhan
masing-masing. Biasanya mereka menggunakannya secara perorangan. Dalam
menggunakan media ini mereka tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman
tertentu. Mereka juga tidak diharapkan untuk memberikan umpan balik kepada
siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian.
b.
Pemanfaatan media secara
terkontrol
Yang dimaksud dengan pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa
media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara
sistematik untuk mencapai tujuan tertentu.bila media itu berupa media
pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik sehingga
mereka dapat menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan, dan
mengikuti 7 pola belajar mengajar tertentu.
Biasanya sasaran didik diatur dengan kelompok-kelompok belajar. Setiap
kelompok dan disurvisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, dibahas atau ditentukan terlebih dahulu.
Kemudian mereka dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara
perorangan.
Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun
dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau
menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi
ini pembuat program media perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Pelaksanaan
evaluasi dapat diatur oleh para tutor. Penilaian juga dapat dilakukan oleh
tutor menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan oleh pembuat
program.
c.
Pemanfaatan media secara
perorangan, kelompok atau missal.
Media dapat digunakan secara perorangan. Artinya media itu digunakan oleh
seseorang sendirian saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan
secara prorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk
pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya dengan mandiri,
artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang lain tentang bagaimana cara
menggunakannya, alat apa yang diperlukan, dan bagaimana mengetahui bahwa ia
telah berhasil dalam belajar. Buku petunjuk itu biasanya mengandung keterangan
tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, urutan cara
mempelajarinya, komponen-komponen media itu, alat yang diperlukan untuk
menggunakannya, dan alat evaluasi yang biasanya terdiri dari soal tes.
Bila didalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar menggunakan
media secara perorangan, sebaiknya masing-masing menempati karel (carrel)
sehingga tidak saling mengganggu. Karel ialah meja belajar yang disekat-sekat
menjadi bagian kecil yang hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel
dilengkapi dengan perlengkapan media seperti tape recorder, proyektor film
bingkai, ear phone, layer kecil, dan sebagainya.
Media dapat digunakan secara kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok
kecil dengan anggota 2 s/d 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang
beranggotakan 9 s/d 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara
berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan
kepada pimpinan kelompok, tutor atau guru. Keunntungan belajar menggunakan
media secara berkelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi
tentang bahan yang sedang dipelajari. Diskusi dapat dilakukan baik sebelum
maupun sesudah mereka menggunakan media itu. Media yang digunakan secara
berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan:
a)
Suara yang disajikan oleh media
itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
b)
Gambar atau tulisan dalam media
itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu.
c)
Perlu ada alat penyaji yang dapat
memperkeras suara (amplifier) dan membesarkan gambar (proyrktor).
Media dapat juga digunakan secara missal. Orang yang jumlahnya puluhan,
ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media yang
dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio,
televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35 mm. untuk
memudahkan orang yang belajar dengan menggunakan media seperti ini sebaiknya
kepada para peserta diberikan bahan tercetak sebelumnya. Bahan cetakan itu
setidak-tidaknya harus memuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis
besar isi, petunjuk tindak lanjut, dan bahan sumber lain yang dapat dipelajari
untuk memperdalam pemahaman. Bahan cetakan ini diberikan jauh sebelum saat
penggunaan media dilakukan. Dengan demikian para peserta dapat menyiapkan diri
dalam mengikuti program media itu.
v Strategi Pemanfaatan
Supaya media dapat digunakan secara efektif dan efisien
ada tiga langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media yaitu;
1.
Persiapan sebelum menggunakan
media
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik kita perlu membuat
persiapan dengan baik pula.. pertama-tama kita pelajari buku petunjuk yang
telah disediakan. Kemudian kita ikuti petunjuk-petunjuk itu.
Bila pada petunjuk kita disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar
lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai seyogyanya hal tersebut kita
lakukan. Hal tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan media itu.
Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu
disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat kita menggunakan nanti kita
tidak akan diganggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media
itu.
Bila media itu digunakan secara berkelompok sebaiknya tujuan yang akan
dicapai dibicarakan dahulu dengan semua anggota kelompok. Hal itu penting
supaya perhatian dan pikiran terarah ke hal yang sama.
Peralatan media perlu kita tempatkan dengan baik sehingga kita dapat
melihat atau mendengar programnya dengan enak. Lebih-lebih bila media itu
digunakan secara berkelompok sedapat mungkin semua anggota kelompok dapat
memperoleh kesempatan yang sama dalam mendengarkan dan atau melihat program
media itu. Layer dan atau pesawat radio atau tape recorder harus ditempatkan
begitu rupa sehingga semua dapat melihat dan mendengarnya dengan jelas.
2.
Kegiatan selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media ialah suasana ketenangan.
Gangguan-gangguan yang dapat menggganggu perhatian dan konsentrasi harus
dihindarkan.
Kalu mungkin ruangan jangan digelapkan sama sekali, supaya kita masih
dapat menulis bila kita menjumpai hal-hal penting yang perlu kita ingat-ingat.
Atau menulis pertanyaan bila ada bagian yang tidak jelas atau sulit dipahami.
Bila kita menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat,
usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi kita. Jangan sampai
perhatian kita terlalu banyak tercurah pada apa yang kita tulis sehingga kita
tidak dapat memperhatikansajian media yang sedang berjalan.
Bila media itu digunakansecara berkelompok harus kita jaga benar-benar
supaya kita tidak berbicara. Kalau kita berbicara tentu hal tersebut akan
mengganggu teman bicara kita.
Ada kemungkinan selama sajian media berjalan kita diminta melakukan
sesuatu, misalnya menunjuk gambar, membuat garis, menyusun sesuatu, menjawab
pertanyaan, dan sebagainya. Perintah-perintah itu sebaiknya dijalankan dengan
tenang, jangan sampai mengganggu teman lain.
3.
Kegiatan tindak lanjut
Maksud kegiatan tindak lanjut ini ialah untuk menjajagi apakah tujuan
telah tercapai dan untuk memantapkan pemahaman terhadap materi intruksional
yang disampaikan melalui media bersangkutan.
Untuk itu soal tes yang disediakan perlu kita kerjakan dengan segera
sebelum kita lupa isi program media itu. Kemudian kita cocokkan jawaban kita
itu dengan kunci yang disediakan. Bila kita masih banyak berbuat kesalahan,
sebaiknya kita ulangi lagi sajian program media bersangkutan.
Bila kita belajar secara berkelompok kita perlu mengadakan diskusi
kelompok untuk membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan hal-hal
yang kurang jelas atau sulit dipahami.
Ada kemungkinan kita dianjurkan melakukan tindak lanjut lain, misalnya
melakuka percobaan, melakukan observasi, menyusun sesuatu dan sebagainya. Bila
hal tersebut dapat kita lakukan sebaiknya petunjuk itu kita ikuti dengan baik.[6]
BAB
III
SIMPULAN
Vernous menyebutkan bahwa media pendidikan adalah sumber belajar dan
dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat
kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran,
diantaranya:1) Menarik perhatian siswa, 2) Membantu untuk mempercepat pemahaman
dalam proses pembelajaran, 3) Memperjelas penyajian pesan agar Tidak bersifat
verbalistis, 4) Mengatasi keterbatasan ruang, 5) Pembelajaran lebih komunikatif
dan produktif, 6) Waktu pembelajaran bias dikondisikan, 7) Menghilangkan
kebosanan siswa, 8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar, 9) Melayani gaya belajar siswa yang
beraneka ragam, serta, 10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
Dilihat dari jenisnya, media dibagi kedalam media audio, visual
dan audiovisual. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi media
dengan daya liput luas dan serentak. Sedangkan jika kita lihat dari bahan
pembuatannya media dibagi atas media sederhana, yakni media yang bahan dasarnya
mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya
tidak sulit, dan media kompleks, yakni media dengan bahan yang sulit didapat,
alat tidak mudah dibuat dan harga relative mahal.
Ada beberapa pola pemanfaatan media yang dapat menunjang proses pembelajaran
yaitu:1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas, 2) Pemanfaatan Media diluar
situasi kelas, 3) Pemakaian kaset pelajaran bahasa Inggris, 4) Pemanfaatan
program siaran radio pendiikan, 5) Pemanfaatan media secara terkontrol, 5) Pemanfaatan
media secara perorangan, kelompok atau missal.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief S.
Sadiman dkk, (2002) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfatannya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Oemar Hamalik, (1989) Media Pendidikan. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
M.Sobry Sutikno, (2009), Belajar
dan Pembelajaran. Bandung: Prosfect.
Zakiah Daradjat, (1984), ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara.
W.J.S. Poerwadarminta,
(1982) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka.
Ramayulis, (2002). Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam
Mulia.
PEMANFAATAN
MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Makalah
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran PAI)
Disusun Oleh:
Dian Nurdiansyah (207201513)
Fenia Marliana (207201535)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI
SUNAN GUNUNG
DJATI
BANDUNG
2010
[6] Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfatannya. (Jakarta: Rajawali Pers. 2002), h 181-191
No comments:
Post a Comment