RESUME PENDIDIKAN IPS DI SD
HAKIKAT, LANDASAN, DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS DI SD
Pendahuluan
Hakikat dan Tujuan, Landasan, dan Perkembangan Kurikulu IPS
bukanlah hal yang benar-benar baru. Namun, sebagai guru professional hakikatnya
adalah menjadi agen pembaharuan yang berperan sebagai pemimpin dan pendukung
nilai-nilai dalam masyarakat dan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Menjadi guru IPS yang baik seorang guru
diharapkan memiliki dasar-dasar pembelajaran IPS karena membelajarkan IPS di SD
bukan berarti mengajarkan ilmu-ilmu sosial, melainkan membelajarkan konsep-konsep
esensi ilmu sosial untuk membentuk peserta didik menjadi warga Negara yang
baik.
Tujuan Pembelajaran Umum setelah mempelajari bahasan ini adalah
kita diharapkan dapat menganalisis Hakikat
Pendidikan IPS SD. Secara khusus dapat
diperinci dalam bentuk perilaku sebagai berikut.
1.
Menjelaskan Hakikat dan Tujuan
pendidikan IPS di SD.
2.
Menjelaskan Landasan Pendidikan IPS
di SD
3.
Menjelaskan perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS di SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat
dan Tujuan Pendidikan IPS
Setiap orang
sejak lahir, tidak terpisahkan dari manusia lain, khususnya dari kedua orang
tuanya. Sejak itu si bayi telah
melakukan hubungan dengan orang lain. Hubungan
sosial telah terjadi. Sesuai dengan
penambahan umur dan pengalaman maka hubungan sosial itu semakin meluas. Pengetahuan yang melekat pada diri seseorang
itu dapat dirangkum sebagai “Pengetahuan Sosial”. Pengalamannya di masyarakat dan bermasyarakat
telah membentuk pengetahuan sosial dalam dirinya masing-masing. Sedangkan
“Pengetahuan Sosial” secara resmi baru diketahui setelah kita secara formal
bersekolah.
A.
HAKIKAT
PENDIDIKAN IPS DI SD
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukanlah disiplin ilmu melainkan
suatu program pengajaran atau mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial
yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial (ilmu sejarah, ilmu
geografi, ilmu ekonomi, dan ilmu sosiologi) dan humaniora (aspek norma, nilai,
bahasa, seni, dan budaya)
Meskipun pengetahuan sosial sesungguhnya sudah melekat pada diri
seseorang namun IPS perlu dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik. Hal
ini dikarenakan pengetahuan sosial alamiah itu belum cukup mengingat kehidupan
masyarakat dengan segala persoalannya itu makin berkembang. Untuk menghadapi perkembangan yang terus
menerus tersebut diperlukan pendidikan formal, khususnya pendidikan IPS di
sekolah.
B.
TUJUAN
PENDIDIKAN IPS DI SD
Pendidikan IPS bertujuan “membina peserta didik menjadi warga negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang
berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Untuk
merealisasikan tujuan ini maka proses pembelajaran IPS tidak hanya menekankan
pada aspek pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor) saja,
melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari
kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan, dan persaingan.
Melalui pendidikan IPS peserta didik dibina dan dikembangkan
kemampuan mental intelektualnya menjadi warga negara yang berketerampilan dan
berkepedulian social serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Guru IPS di
SD perlu memiliki wawasan tujuan dan arah yang hendaknya dipertimbangkan ketika
mengembangkan materi pembelajaran. Lima
kriteria dalam mengembangkan materi pembelajaran yaitu Pembelajaran IPS di SD
hendaknya:
-
Mengembangkan kemampuan memahami
berbagai fenomena sosial yang akan berguna dalam proses pengambilan keputusan.
-
Mengembangkan kemampuan komunikasi
social yakni keterampilan menangkap berbagai fenomena social.
-
Mengembangkan kemampuan dasar dalam
memecahkan masalah social
-
Mengembangkan kemampuan sikap peka,
tanggap, dan adaftif tetapi tetap kritis yaitu mampu menggunakan logika dan
fakta dalam mengambil kesimpulan/keputusan. (mencari sebab, memprediksi,
menganalisis, melihat keterpaduan berbagai fenomena serta menganalisis secara
logis dan sistematis)
-
Mengembangkan kemampuan menganalisis
masalah social secara terpadu.
Adapun fungsi
IPS sebagai pendidikan yaitu:
-
Membekali peserta didik dengan pengetahuan
social yang berguna yang dapat diterapkan sehari-hari,
-
Mengembankan keterampilan terutama
keterampilan social, keterampilan intelektual,
-
mengembangkan kepedulian social
KEGIATAN BELAJAR 2
Landasan
Pendidikan IPS SD
A.
LANDASAN
PENDIDIKAN IPS SEBAGAI PENDIDIKAN DISIPLIN ILMU
1.
Landasan Filosofis: Memberikan
gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan objek kajian
(domain) yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS
sebagai disiplin ilmu (aspek ontologis/bersifat kongkret), bagaimana cara,
proses, atau metode membangun Pendidikan IPS hingga dapat menentukan
pengetahuan mana yang dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya (aspek
epistemologis/hakikat rasional), tujuan dan manfaat dari pendidikan IPS ini
(aspek aksilogis/nilai/bagaimana manusia menggunakan ilmunya).
2.
Landasan Ideologis: Sistem gagasan
untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan; (1) Keterkaitan antara das sein/fakta pendidikan IPS sebagai
disiplin ilmu dengan das sollen/teori pendidikan IPS, (2) Keterkaitan antara
teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika, moral, politik, dan
norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan pendidikan IPS.
3.
Landasan Sosiologis: Sistem gagasan
mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan,
aspirasi, serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi social yang akan
membangun teori/prinsip pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
4.
Landasan Antropologis: Sistem
gagasan mendasar dalam menentukan pola, system, dan struktur pendidikan
disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, system, dan struktur kebudayaan.
Landasan ini memberikan dasar sosio-kultur masyarakat terhadap IPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu.
5.
Landasan Kemanusiaan: Sistem gagasan
mendasar untuk menentukan karakter ideal manusia. Landasan ini penting karena
pada dasarnya proses pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
6.
Landasan Politis: menentukan arah
dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari pendidikan IPS. Peran dan keterlibatan pihak pemerintah dalam
landasan ini sangat besar sehingga tidak mungkin steril dari campur tangan
birokrasi.
7.
Landasan Psikologis: menentukan
cara-cara Pendidikan IPS membangun struktur tubuh disiplin pengetahuannya, baik
dalam tataran personal maupun komunal berdasar entitas psikologisnya.
8.
Landasan Religius: tentang
nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (ruh) yang melandasi
Pendidikan IPS, khususnya di Indonesia.
Landasan religious diterapkan di Indonesia menghendaki adanya keseimbangan
antara pengembangan materi yang bersumber dari intraceptive knowledge dengan extraceptive
knowledge
B.
LANDASAN
FILOSOFIS PENDIDIKAN IPS SD
1.
Landasan Filosofis Guru IPS dalam
Perubahan Zaman
Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan zaman, guru harus mampu
melakukan seleksi aneka kecenderungan peserta didik dalam mengarahkan proses
pembelajaran pendidikan IPS. Guru harus
pandai memanfaatkan kemajuan ini tetapi tetap dalam koridor kurikulum yang
dipakai.
Ada dua aliran filsafat ekstremitas yakni sikap reaksioner
(hati-hati dan takut pembaharuan) dan sikap radikal (sangat mendukung
pembaharuan). Menyikapi hal itu, guru
IPS dapat menempati salah satu dari empat titik utama yang terletak diantara
dua ekstremitas tersebut, yaitu:
a.
Perenialisme: keyakinan adanya
kebenaran yang sifatnya abdi dan mutlak. (faham ini berakar pada filsafat
Thomas Aquino)
b.
Esensialisme: faham bahwa ada
hakikat minimum tertentu yang harus dipertahankan sekolah (hasil endapan pengetahuan dan kebijaksanaan
masa lampau) yang perlu diestafetkan.
c.
Progresivisme: faham bahwa sesuatu
harus dilakukan secara ilmiah, dan sekolah sebagai pendahulunya. (faham John
Dewey terhadap pragmatism)
d.
Rekonstruksionisme: mirip
progresivisme tetapi lebih maju, secara kongkrit lebih mendekati tujuan ideal
yaitu sekolah menjadi pelopor usaha pembaharuan masyarakat.
2.
Landasan Filosofis Pengembangan
Kurikulum Pendidikan IPS SD
Penyusunan
kurikulum pendidikan IPS di SD, langkah awalnya didasarkan pada penetapan
landasan filsafat apa yang akan digunakan.
Perlu ditekankan bahwa landasan filosofis yan akan digunakan harus
sesuai dengan corak budaya masyarakat.
Pendidikan IPS di SD merupakan suatu synthetic antara disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu social
maka pengembangannya diarahkan untuk tujuan pendidikan khususnya pendidikan
dasar. Pada tahap penyajiannya harus
disesuaikan dengan landasan edukatif pendidikan IPS di SD. Artinya materi yang diberikan harus dilakukan
proses penyederhanaan dengan mempertimbangkan psikologis atau tingkat
kematangan peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, factor dan unsur-unsur yang terkandung
dalam pendidikan IPS bermuara pada tujuan. Dimana tujuan itu meliputi
pengembangan intelektual, kemampuan individual serta peranannya dalam
masyarakat. Dalam tradisi pengembangan kurikulum pendidikan IPS SD di Indonesia
dipengaruhi berbagai aliran filsafat, diantaranya:
a.
Aliran filsafat esensialisme.
Kecemerlangan ilmu harus menjadi kepedulian setiap generasi sebab hanya melalui
penguasaan ilmu, masyarakat akan berkembang.
Pengaruh pemikiran filsafat ini adalah:
-
Pendidikan IPS disajikan secara
terpisah dengan keilmuannya itu sendiri
-
Memandang bahwa sasaran utama sekolah
adalah memperkenalkan peserta didik pada karakteristik dasar alam semesta yang
sudah mapan dengan cara mewariskan budaya yang sudah berkembang sepanjang
zaman.
-
Menempatkan peserta didik sebagai
peserta yang menerima warisan nilai yang ditransmisikan guru.
b.
Aliran filsafat eklekitikisme. Merupakan perpaduan antara esensialis dengan
campur tangan kepentingan pendidikan. Pendidikan
IPS dikembangkan dalam bentuk pendekatan korelasi dan terpadu.
c.
Aliran filsafat perenialisme. Liberal
arts artinya pengembangan intelektualisme didasarkan dan ditujukan untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa, berbicara tentang
keagungan dan kejayaan bangsa.
Menghendaki adanya pewarisan nilai dari generasi ke generasi. Menekankan pada transfer of culture.
d.
Aliran filsafat progressivisme. Tujuan utama sekolah adalah untuk
meningkatkan kecerdasan praktis yang membuat siswa lebih efektif dalam
memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam konteks pengalaman siswa pada
umumnya.
e.
Aliran filsafat rekonstruksi social.
Aliran ini memandang pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan
social. Sekolah harus diarahkan pada kepada pencapaian tatanan demokratis yang
mendunia.
C.
LANDASAN
OPERASIONAL PENDIDIKAN IPS SD
-
Bab III Pasal 2 UU No. 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Repulik Indonesia.
-
Permendiknas No. 22/2006 tentang standar
isi
-
PP No. 19/2005 tentang Kelompok mata
pelajaran
-
Kepmendiknas No. 22/2006 tentang
KTSP
KEGIATAN BELAJAR 3
Perkembangan
Kurikulum Pendidikan IPS SD
Kurikulum IPS
SD Tahun 2006 dalam KTSP yang ditetapkan berdasarkan Kepmendiknas RI 22/2006
mempunyai karakteristik tersendiri karena tidak menganut istilah Pokok Bahasan
(PB), Namun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini jauh lebih sederhana dengan jam
pelajaran yang relative lebih sedikit.
Memberikan
peluang yang luas bagi guru untuk berkreasi dalam pengembangan kurikulum yang
mengacu pada pembelajaran IPS yang PAKEM.
Kurikulum 2006 lebih simple dan efektif, namun memiliki nuansa yang
padat. Kurikulum Pendidikan IPS SD Tahun
2006 bersifat hanya memberi rambu-rambu untuk kedalaman dan keluasan materi
dalam mencapai KD yang diharapkan. Di dalam KD terdapat kata kerja operasional
yang disarankan dan mengacu pada pembelajaran yang kreatif. Kelas 1, 2, dan 3 dilaksanakan menggunakan
pendekatan tematik sedangkan kelas 4 sampai 6 melalui pendekatan mata
pelajaran.
Berbeda halnya
dengan Kurikulum IPS tahun 1994 materi pelajaran ditata secara lebih terpadu
dan lebih sederhana daripada materi Kurikulum IPS 1986 dan 1975 yang masih
tampak berdiri sendiri-sendiri. Materi
Kurikulum 1994 merupakn korelasi antara berbagai disiplin ilmu
penunjangnya. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya (1986, 1975, dan 1968).
Materi Kurikulum 1968 masih
berdiri sendiri dan merupakan broad-field
antara Ilmu Bumi, Sejarah, dan Pengetahuan Kewarganegaraan. Pada Kurikulum 1975 Pendidikan
Kewarganegaraan dipisah menjadi PMP.
Pada Kurikulum 1994 PMP berganti nama menjadi PPKN.
Dari segi
tujuan kurikuler, Kurikulum 1964/1968 menekankan pada moral. Unsur moral tersebut terwadahi dalam bidang
studi PMP/PPKN pada Kurikulum 1975, 1986, dan 1994. Kurikulum 1986 dan 1994 sama-sama mempunyai 4
tujuan kurikuler. Dari segi bahan ajar,
Kurikulum 1994 tetap menggunakan Pendekatan
Spiral. Khusus untuk sejarah mengunakan pendekatan periodisasi. Sejarah di
Kurikulum 1986 tidak seluas kurikulum 1975 karena ada mata pelajaran PSPB.
Dari segi alokasi waktu pada dasarnya tidak
berbeda antara kurikulum 1986 dengan 1994, namun pada kurikulum 2006 relatif
lebih sedikit yakni 3x35 menit.
Perbedaan yang lebih esensi ada pada jumlah PB. Kurikulum 1986 padat dan
sarat materi sehingga keluasan materi terbatasi, sedangkan Kurikulum 1994
keluasan materi diserahkan kepada guru dan di Kurikulum 2006 lebih simple lagi.
Perbedaan
Kurikulum IPS SD Tahun 1994 dan Kurikulum Tahun 2006
A.
Kurikulum
tahun 1994
Dalam Kurikulum
SD tahun 1994 lebih menekankan hal-hal berikut.
1.
Membaca, menulis dan berhitung
2.
Muatan lokal
3.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK)
4.
Wawasan lingkungan
5.
Pengembangan nilai
6.
Pengembangan keterampilan
B.
Kurikulum
tahun 2006
Pada Kurikulum SD Tahun 2006 lebih menekankan hal-hal berikut.
1.
Kerangka Dasar
Kelompok Mata Pelajaran dibuat berdasarkan PP 19/2005 tentang SNP
yang menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a.
Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia;
b.
Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian;
c.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi;
d.
Kelompok mata pelajaran estetika;
e.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi serta panduan dari BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip:
a.
Berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.
b.
Beragam dan terpadu
c.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
d.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e.
Menyeluruh dan berkesinambungan
f.
Belajar sepanjang hayat
g.
Seimbang antara kepentingan nasional
dan kepentingan daerah.
3.
Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanannya digunakan prinsip-prinsip, yaitu:
a.
Didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik
b.
Dilaksanakan dengan menegakan lima
pilar belajar
c.
Memungkinkan peserta didik
mendapatkan pelayanan belajar yang optimal
d.
Dilaksanakan dalam suasana hubungan
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai.
e.
Dilaksanaan dengan menggunakan
pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar.
f.
Dilaksanakan dengan mendayagunakan
kondisi alam, social dan budayanya
g.
Mencakup seluruh komponen kempetensi
mata pelajaran, mulok, dan pengembangan diri.
4.
Struktur Kurikulum SD
Struktur kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I s.d. kelas
VI. Struktur kurikulum disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi. Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri.
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu Sosial dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah
Adapun tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1.
Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan
2.
Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuilir, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
3.
Memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama, dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik ditingkat
local, nasional, dan global (dunia).
Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek
Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS meliputi
aspek-aspek :
1.
Geografi meliputi manusia, tempat,
dan lingkungan.
2.
Sejarah meliputi waktu,
keberanjuran, dan perubahan.
3.
Sosiologi meliputi sistem sosial dan
budaya.
4.
Ekonomi meliputi perilaku ekonomi
dan kesejahteraan
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan
dan pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini,
yaitu yang terkenal dengan isu-isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu
peristiwa yang terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia
dimasyarakat serta tidak jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau
kabar angin.
Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan Fakta
berkaitan erat dengan data. Ada pebedaan antara fakta dan data.
Data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti
penafsiran seseorang jadi ada unsur subjektivitasnya. Perkembangan
ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri oleh pengungkapan fakta
dan data untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan
hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut :
1.
Peristiwa
2.
Fakta/data
3.
Konsep
4.
Generalisasi
5.
Teori
6.
Hukum
A.
PERISTIWA
peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah
terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung
meletus, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari. Peristiwa bersifat insaniah
yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat manusia seperti
pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter inflasi,
reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut
fakta.
B.
FAKTA B. FAKTA
Secara harfiah kata ―fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui
atau telah terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan
juga merupakan kenyataan yang nyata. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori
baru, fakta juga merupakan alasan untuk mempertajam rumus teori baru yang ada
bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah
ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas
sebab :
1.
Kemampuan kita untuk mengingatkan
sangat terbatas
2.
Fakta itu bias berubah sesuai waktu
misalnya tentang perubahan iklim suatu kota,dsb.
3.
Fakta hanya berkenaan dengan situasi
khusus.
C.
KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan
untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu
benda, gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan,
mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok objek.
D.
GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikat konsep. Cara mempermudah memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep
adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisai. Dua konsep bisa dari disiplin ilmu sosial atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn
adanya hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait
pda situasi khusus.
Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Ruang lingkup
pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial
TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti konsep : kekspanding Communities of
man (Hana dalam Banks,1985:11). Kepada siswa diajarkan lingkungan kehidupan
dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah,
kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas,
sekolah RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi,
geografis, ekonomi dan sejarah.
E.
ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA
SEJARAH
Sejarah memiliki konsep dasar waktu, Rochiati (2006:3) menganjurkan cara pendekatan
melalui pendekatan keluarga. Dijelaskan bahwa jika anak sudah mengenal bilangan
maka guru dapat menanyakan tanggal tahun kelahirannya. Kemudian menanyakan
apakah siswa mempunyai kakak atau adik serta tahun kelahirannya masing-masing.
Cara untuk lebih mudah memberi pengertian
tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik terhadap konsep yng konkret
maupun konsep yang abstrak. Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan
pemahaman yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)
1.
Sosiologi, konsep-konsep dasarnya :
a.
Sosialisasi, proses
yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya dengan cara belajar kebudayaannya dan peranannya.
b.
Peranan, peran
yang dilakukan seseorang sebagai individu
c.
Norma dan sanksi, Norma adalah ukuran/tata cara yang membimbing perilaku, sedangkan
sanksi adalah ganjaran/hukuman
d.
Nilai aspek-aspek dari kehidupan
masyarakat dan budaya yang dianggap berharga.
e.
Gerakan nasional, Gerakan
yang dilakukan sejumlah besar orang untuk memperbaiki atau melawan perubahan
dimasyarakat.
f.
Masyarakat unit yang merdeka dan
integrase dimana interaksi dan komunikasi.
2.
Ekonomi, konsep-konsep dasarnya :
a.
Kelangkaan keinginan manusia
terbatas
b.
Produksi hasil proses pembuatan
barang
c.
Saling ketergantungan ada situasi
saling memerlukan
d.
Pembagian kerja berkenaan dengan
pembagian garapan.
3.
Geografi, konsep-konsep dasarnya :
a.
Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
b.
Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
c.
Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
d.
Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan, Bahasa,
pendidikan, etnik, agama, teknologi dll
4.
Sejarah, konsep-konsep dasarnya :
a.
Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
b.
Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
c.
Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam usaha
mencapai tujuan
d.
Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara akan perlunya
mengembangkan semangat kebangsaan.
Kriteria memilih konsep
Taba dalam banks (1985: 43) menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut :
1.
Validity konsep yang mewakili secara
tepat disiplin ilmu
2.
Significance konsep yang bermakna
3.
Appropriateness konsep yang memiliki
kelayakan/ kepantasan
4.
Durability tahan lama
5.
Balance memberikan keseimbangan
dalam skop/kedalamannya.
KEGIATAN BELAJAR 2
NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL DAN SOSIAL KTSP IPS KELAS RENDAH
A.
NILAI DAN SIKAP
DALAM KTSP IPS SD IPS SD DALAM KELAS RENDAH
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak
Dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain
sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran
bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan,
sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta perbuatan yang
dilakukannya. Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan
kepada siswa agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan
nalar yang sehat. Harapannya, para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya
menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan
menentukan nilai yang menjadi anutnnya. Pengajaran nilai mmerlukan ―skill‖
dengan memperhatikan kesesuaian bahan pengajarn dengan kehidupan sehari-hari.
Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang tertera dalam rencana forma tetapi
juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan mempertimbangkan pula potensi kemampuan
anak.
1.
Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena
sifatnya yang telah kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari
kecendrungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan
keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20)
sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam
kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan kecenrungan bertindak. Kesiapan
merupakan penilaian positif dan negative dengan intensitas berbeda dan bias berubah
ubah.
2.
Kaitan Nilai dengan dengan Sikap
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap
juga timbul karena banyak nilai (values). Kaitan nilai dengan sikap terkait
dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :
a.
Ada hubungan timbale balik antara
nilai dengan kognitif
b.
Ada hubungan timbale balik antara
afektif dengan kognitif
c.
Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang
untuk terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahamannya dan penghayatan terhadap “belief” (kepercayaan).
B.
KETERAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN
ANALISIS) PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KTSP IPS SD KELAS RENDAH
Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola
guru dengan terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga
menghasilkan keterampilan-keterampilan sebagai berikut :
1.
Keterampilan intelektual atau kemampuan
analisis
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/kecakapan ini meliputi :
a.
Keterampilan memperoleh pengetahuan
dsan informasi
b.
Keterampilan berfikir, menafsirkan
menganalisis dan mengoranisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber
c.
Kemampuan mengkritik informasi dan
membedakan fakta dan opini
d.
Kemampuan membuat keputusan
e.
Keterampilan memecahkan masalah
f.
Keterampilan menggunakan media
2.
Keterampilan Keterampilan Personal
Personal Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual
hanya pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri.
Sifat-sifat tersebut antara lain :
a.
Bersifat praktis atau keterampilan
psikomotor
b.
Keterampilan studi
dan kebiasaan kerja
c.
Keterampilan bekerja dalam kelompok
d.
Keterampilan akademik atau
keterampilan belajar (continuing learning skills)
e.
Keterampilan lainnya, antara lain :
1)
keterampilan fisik,
2)
keterampilan politik,
3)
keterampilan pengembangan emosional
(motional growth)
3.
Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member
dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran
sosial. Dengan ni siswa diharapkan mampu berkomnikasi dengan sesame manusia,
lingkungannya di masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari
penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat. Latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses pembelajaran antara lain,
mampu melaksanakan dengan baik:
a.
Berdiskusi dengan teman
b.
Bertanya kepada siapa pun
c.
Menjawab pertanyaan orang laun
d.
Menjelaskan kepada orang lain
e.
Membuat laporan
f.
Memerankan sesuatu
g.
Dst. (Belen dan kawan-kawan, 1990:348)
KEGIATAN BELAJAR 3
CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI,
NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL, PERSONAL, SOSIAL DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH
Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsp dan generalisasi
digunakan untuk mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang
disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara
peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat
timbale balik. Hal yang memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan
generalsasi yaitu guru d dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang
bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-gambaran yang member dukungan,
serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lbih mudah dipahami
dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci, seperti
konsep dan generalisasi. IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika
didukung oleh peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang meaningfui dapat
dipertanggungjawabkan etika, logika, ada gunanya (pragmatically) dan disusun/
diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan
nilai-nilai) penyajiannyapun harus mengandung unsure yang ―menantang‖ dan
membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu IPS
harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial.
Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan disajikan berdasarkan
konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat
manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng
pembangunan masyarakat dan bangsanya. Guru bertanggung jawab sebagai pengembang
kurikulum untuk mengolah materi IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan
pengajarannya dan menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar
yang tepat. Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam
kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi,
menantang (challenging) dan aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan
nila, mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu.
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD
(KTSP) tahun 2006 Kelas Tinggi
Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam
hubungannya dengan konsep dan generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan
baku utama bagi pembentukkan konsep dan generalisasi. Konsep dan generalisasi
membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kerangka
berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa yang
terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia ini.
HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu
peristiwa merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan
siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi
bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah
berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan
fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan
dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas.
Contohnya sebagai berikut: Topik: Zaman Pendudukan Jepang PERISTIWA yang dapat
kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. FAKTA nya
melalui gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll. KONSEP nya Imperialisme, Penindasan,
Ampera GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat,
tidak ada bangsa yang senang dijajah dll.
KEGIATAN
BELAJAR 2
NILAI DAN
SIKAP, KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL, DAN SOSIAL DALAM
KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS TINGGI
A.
NILAI DAN SIKAP DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 DI KELAS TINGGI
1.
Nilai
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
jumlah objek dan terhadap orang, tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus.
Inilah yang membedakan nilai dan sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk
menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan seseorang.
Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.
a.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh,
merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan
kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
b.
Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indikatorindikatornya
saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang
dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan,
perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri,
1985: 18)
1)
Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia
2)
Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan.
3)
Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
2. Sikap
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena
itu tedapat berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli,
disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut
Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan,
dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif,
dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan
negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu
sendiri bias berubah-ubah. Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang
dimiliki seseorang atau kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang
dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik.
Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai
mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu
terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek
kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat
kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan
kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut
:
1.
Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif
2.
Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif
Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang
pada akhirnya akan menuju kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap belief (keyakinan).
Nilai dan sikap yang terdapat pada mata
pelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2006 Berikut ini kita ambil beberapa
contohnya:
Kelas 5 Kelas 5 Topik 1 Keragaman penampakan
alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia.
Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran
ini atara lain :
1.
Nilai Nilai Material Material Siswa merasa telah dapat menikmati
hasil-hasil pembangunan yang sedang dan terus digalakan, antara lain karena
dukungan sumber daya alam tanah air kita yang melimpah.
2.
Nilai Nilai Vital Vital Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti
berikut ini :
a.
Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)
b.
Tekun (dalam mempelajarinya)
c.
Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan belajar pada
umumnya)
d.
Dan seterusnya.
3.
Nilai Nilai Kerohanian Kerohanian
Siswa memiliki rasa seperti berikut :
a.
Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah memberikan
kepada kita tanah air yang subur dan indah.
b.
Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi disampaikan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
c.
Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.
d.
Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan terhadap
kelestarian alam)
e.
Dst.
Sikap yang dapat diungkapkan, misalnya berikut ini :
a.
Sikap yang bersyukur kepada tuhan YME disertai kecenderung perilaku yang
positif terhadap anugerah yang dilimpahkannya kepada kita.
b.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c.
Kritis dalam menanggapi gejala-gejala alam.
d.
Bertangggung jawab dalam melaksanakan tugas e. Mencintai bangsa Indonesia
e.
Dan seterusnya.
B.
KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, ANALISIS, PERSONAL DAN SOSIAL
DALAM KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS TINGGI
Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam
keterampilan intelektuan ditekankan pula tentang kemampuan analisis dari siswa
didik. Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis merupakan bagian dari keterampilan
intelektual, dimana kemampuan analisis merupakan kemampuan/kecakapan
seseorang/siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan
tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.
Keterampilan itu ada tiga bagian :
1.
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Keterampilan berfikir
2.
Keterampilan Personal
Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dari keterampilan intelektual. Namun, dalam pemahamannya, ditekankan
kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Keterampilan ini ada yang bersifat
praktis disebut juga keterampilan psikomotor, seperti keterampilan berbuat.
Berlatih serta mengkoordinasi indera dan anggota badan. Keterampilan praktis
ini tampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta, membuat model
dan sebagainya. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja.
3.
Keterampilan Sosial
Keterampilan Sosial Keteraampilan itu meliputi
kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan menerima tanggung jawab,
menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Siswa mampu
berkomunikasi dengan sesama manusia, lingkungan dimasyarakat secara baik, hal
ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat.
Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai
kemampuan tersebut, yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru
mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi
sesuai dengan kemampuan siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami struktur bahan
pengajaran, mengerti istilah-istilah yang sulit/baru, mengikuti perkembangan
jaman, dan sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka,
tujuan mereka membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan
kajian. Bersikap kritis terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehimggaia
merasa memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.
KEGIATAN BELAJAR 3
CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, NILAI,
SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL, SOSIAL DALAM
KONTEKS PENDIDIKAN IPS SD KELAS TINGGI
Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi itu
ada keterkaitan hubungan yang tidak mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu
didalam struiktur IPS. Melalui proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu,
juga dikembangkan
kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru sebagai
pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara
faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya
keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan
keterampilan siswa.
Topik 1 :
perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.
KD :
mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti
pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Ranah kognitif,
setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan
dapat:
1.
Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta
tokoh-tokohnya.
2.
Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
3.
Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.
4.
Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
Ranah afektif
1.
Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.
2.
Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.
Ranah psikomotor
1.
Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan nasional
dan tokoh-tokoh tertentu
2.
Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian: Peristiwa hari
kebangkitan nasional dan sumpah pemuda
Fakta-fakta sebagai bahan kajian: Fakta-fakta
sebagai bahan kajian:
1.
Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah
2.
Naskah sumpah pemuda
3.
Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional
4.
Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.
Konsep: Konsep:
1.
Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme
2.
Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing, patriotism,
organisasi politik, HAM, dan seterusnya.
Generalisasi:
1.
Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2.
Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
Nilai:
Nilai material :
Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1.
Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2.
Objektif dalam menilai informasi
3.
Kreatif dalam memprediksi
Nilai Kerohanian
1.
Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2.
Rasional dalam berargumentasi.
3.
Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4.
Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1.
Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2.
Tanggap terhadap perkembangan zaman 3. Bersikap terbuka dan toleransi
terhadap pendapat orang lain
3.
Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya dan
seterusnya
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:
1.
Melukiskan, menyimpulkan,
menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi dan membuat keputusan.
2.
Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorganisasikan
informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta,
menyusun laporan.
Keterampilan personal: Keterampilan personal:
1.
Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan kronologis,
menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok
2.
Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri,
memimpin dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi
pendengar yang baik, mampu menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu
berperan dengan baik, mampu bertanya dengan baik, dll.
MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL
BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
KEGIATAN BELAJAR 1
TREN GLOBALISASI DAN
KERAGAMAN BUDAYA
A. GLOBALISASI
Globalisasi artinya suatu
keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada menyangkut
berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh dunia. Pendidikan global
mengangkat persamaan daripada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai
bangsa. Memberikan penekanan berpikir tentang kesetiaan kepada bumi tempat kita
semua hidup. Masalah-masalah dan isu-isu yang sifatnya global, seperti berikut:
1. Krisis energy: kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga sumber
energy pengganti.
2. Jarang antara Negara kaya dan miskin, yang melatarbelakangi lahirnya
beberapa organisasi kerja sama bilateral dan regional.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta kemiskinan
4. Populasi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan dan pencemaran.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional, siap dengan persaingan harga dan kualitas
7. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi menghilangkan batas-batas Negara.
Penggunaan internet bisa memperoleh informasi tanpa ada batasan
8. Perdagangan obat terlarang.
Hidup bersama haruslah disadari oleh kesadaran di
samping ada kesamaan, ada pula perbedaan. Pendidikan global menonjolkan
persamaan daripada perbedaan yang menuju suatu konflik ataupun ketidakharmonisan
di muka bumi.
B. KERAGAMAN BUDAYA
Keanekaragaman budaya
sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu
perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya (Koentjaraningrat, 1980: 193).
Menurut Koentjaraningrat pembauran adalah proses sosial yang timbul apabila ada
hal-hal berikut ini:
1. Golongan-golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2. Saling bergaul secara
intensif untuk waktu yang lama
3. Kebudayaan-kebudayaan
golongan tadi masing-masing berubah
sifatnya yang khas dan unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran.
Faktor-faktor yang menghambat proses pembauran:
1. Kurang pengetahuan
terhadap kebudayaan yang dihadapi
2. Sifat takut terhadap
kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
3. Memandang terlalu
tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang rendah terhadap kebudayaan
lain atau perasaan superioritas
C. GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA
Derasnya arus informasi ke
Indonesia memberikan keuntungan-keuntungan, misalnya penyerapan Ilmu
pengetahuan lebih cepat. Peristiwa penting diseluruh dunia bisa diketahui
dengan cepat. Trend globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah
penggunaan jaringan Internet dalam telekomunikasi. Media global memberikan
manfaat bagi Indonesia sekaligus dampak negatifnya terutama dikalangan generasi
muda. Dampak negative yang bisa dilihat, diantaranya meningkatnya penggunaan
obat terlarang dikalangan muda.
D. PEMBELAJARAN IPS DALAM GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA
Pelajaran IPS dalam proses
pembelajarannya harus mampu mengembangkan sikap hormat dan menghargai akan
tanggung jawab sebagai warga Negara sekaligus menerima keanekaragaman budaya di
dalamnya. Pengajaran keanekaragaman dalam IPS mengandung tujuan sebagai
berikut:
1. Mentranformasikan bahwa sekolah memberikan pengalaman dna kesempatan yang
sama kepada semua siswa
2. Membimbing siswa mengembangkan sikap positif dalam nedekati masalah
perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama
3. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan sikap-sikap
social
4. Membimbing siswa mengembangkan kemampuan memahami keterhubungan dan
ketergantungan budaya
Pengajaran globalisasi dalam IPS mengandung tujuan:
1. Menanamkan pengertian bahwa mereka berbeda tetapi memiliki
kesamaan-kesamaan.
2. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa bumi dihuni
oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan
3. Membantu siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang dihadapi
bersama
4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no
4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat
didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilaku yang mempengaruhi kelangsungan
prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Aspek-aspek yang termasuk ke dalam konsep
lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:
1.
Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup
yang bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air
dll
2.
Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup
yang berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan,
manusia dll.
3.
Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic
yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
4.
Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang
ada diluar dirinya
5.
Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non
materi yang dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan
karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65),
seorang ilmuwan yang geografi dari FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah
yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia, yaitu:
1.
Perkembangan populasi manusia yang cepat
2.
Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3.
Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4.
Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut
dapat berupa pikiran yang konsepsional dan tindakan praktis yang professional
sehingga kelestarian dan keselarasan lingkungan dalam hubungannya dengan
lingkungan hidup manusia dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang
mengkaji dan memfokuskan dirinya pada masalah lingkungan hidup. Dengan
pendidikan ekologi diharapkan tumbuh kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap,
perilaku yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara dan memanfaatkan lingkungan
hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan Pendidikan Ekologi yaitu
untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu lingkungan
untuk kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar.
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan
Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat
terganggunya kepentingan atau hak salah satu individu atau kelompok lain
sehingga diperlukan jalur keluar (solusi) yang bersifat mengikat kedua belah
pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan
adanya patokan, aturan atau pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati
oleh setiap individu didalam pergaulan antara pribadi atau golongan
(masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu
untuk menerima dengan rela dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari
peristiwa hokum yang
terjadi. Peristiwa hokum disini yaitu
peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.
Hubungan masalah hukum, ketertiban, dan
kesadaran hukum dengan pendidikan IPS yaitu sangat berhubungan karena
diantaranya memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga Negara
yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan membentuk warga Negara yang
baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya didalam
berinteraksi secara positif dan akti dengan lingkungannya. Didalam interaksi
dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang hokum, ketertiban dan kesadaran
hokum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Warga Negara
Manusia meripakan makhluk social artinya
makhluk yang senantiasa berhubungan dengan yang lainnya. Kedudukan manusia
sebagai makhluk social berimplikasi bahwa manusia tidak dapat hidup menyendiri.
Dalam interaksi dengan sesama, manusia akan terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu
masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik
maupun social, manusia senantiasa ada aturan tersebut. Hukum ini perlu
diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, adil, serasi, seimbang
dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan
melalui proses pendidikan. Dalam proses pendidikan dilakukan dengan
mengintegrasi atara pengetahuan nilai dan skill pada diri siswa.
Apabila
dikaitakan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hokum dapat dilakukan
dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu dengan
pendekatan integrase dan korilasiterhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari
yang dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki pengetahuan
yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan
Belajar 1
Pendekatan Kognitif
dalam Pembelajaran IPS SD
Karakteristik pembelajaran di SD secara umum
merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar persitifasi social. Artinya, pusat
perhatian utama pembelajaran IPS adalah pengembangan murid sebagai aktor sosial
yang cerdas. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran
IPS di SD adalah kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukkan
individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang cerdas tidak lain
dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan secara emosional atau
cerdas tidak lain secara rasional dan emosional. Pendekatannya yaitu
berorientasi pada proses penelitian dan proses konseptualisasi. Pendekatan yang
berorientasi pada proses penelitian dikenal sebagaipendekatan inquiri.
Pendekatan yang berorientasi pada proses pemahaman dan penggunaan factor,
konsep, generalisasi dan teori. Proses konseptualisasi ini erat kaitannya
dengan proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh
karena itu seseorang akan dapat meningkatkan isi dan dinamika schemata dalam
pikirannya. Proses penelitian dan proses konseptualisasi merupakandua
pendekatan kognitif,dimana satu laman lain mengisi. Proses konseptualisasi di perlukan
dalam proses penelitian pada saat melakukan deduksi dan mendefinisikan istilah
serta pada saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses konseptualisasi
terutama pada saat penerusan generallisasi dan teori.
- Menurut kurikulum
Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran IPS di SD adalah
pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada pembentukan
individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang
cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan
secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional.
- Pendekatan yang cocok untuk mengembangkan kecerdasan rasional adalah
pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dan proses
konseptualisasi.
- Pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dikenal sebagai
pendekatan inkuiri atau inquiry approach. Berikut prosedur baku pendekatan
tersebut.
Masalah> Hipotesis > Data> Kesimpulan
|
- Pendekatan yang berorientasi pada proses konseptualisasi memusatkan
perhatian proses pemahaman dan penggunaan faktor, konsep, generalisasi,
dan teori. Proses konseptualisasi ini erat kaitannya dengan proses
asimilasi akomodasi dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena itu,
dengan proses konseptualisasi ini seseorang akan dapat meningkatkan isi
dan dinamika skemata dalam pikirannya.
Proses penelitian dan
proses konseptualisasi merupakan dua pendekatan kognitif, di mana satu sama
lain saling mengisi. Proses konseptualisasi diperlukan dalam proses penelitian
pada saat melakukan deduksi dan mendefinisikan istilah serta pada saat
penarikan kesimpulan. Sebaliknya proses penelitian diperlukan dalam proses
konseptualisasi terutama pada saat perumusan generalisasi dan teori.
Kegiatan Belajar 2 :
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran Pembelajaran
IPS di SD
1. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial merupakan dimensi sosial dan
personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada dasarnya
bersifat peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung bersifat teliti
dan tanggap. Nilai merupakan sesuatu yang berharga dan dipandang berharga
sedang sikap merupakan kecenderungan berbuat.
2. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial dapat dikembangkan dalam
suasana pembelajaran formal dan informal.
3. Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan transmisi nilai
secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan, klarifikasi nilai, dan
klarifikasi nilai terintegrasi struktur.
4. Berikut pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD.
a. Pendekatan ekspositori Berorientasi nilai.
b. pendekatan analitik keteladanan.
c. pendekatan kajian nilai.
d. pendekatan Integratif konsep dan nilai.
Semua pendekatan sosial personal memiliki saling keterkaitan dengan
pendekatan kognitif.
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS
III DAN IV
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Kognitif
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Kognitif
1.
Dalam merancang metode, media, dan
sumber belajar IPS di SD, Anda perlu menyusun Analisis Materi Pelajaran (AMP),
seperti telah diuraikan di muka. Materi yang dianalisis adalah materi pelajaran
untuk SD Kelas 3 dan 4.
2. Metode
mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
a.
Tujuan pembelajaran.
b.
Kemampuan guru terhadap materi
pelajaran dan metode yang dipilih.
c.
Kemampuan siswa yang belajar.
d.
Jumlah siswa yang belajar.
e.
Situasi atau kondisi saat belajar.
f.
Fasilitas yang tersedia.
g.
Evaluasi yang akan dipilih
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS yang Berlandaskan Pendekatan Sosial
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS yang Berlandaskan Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses sosial akan
dialami oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu anak
didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat dan hubungan
antarpribadi.
Metode inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi, atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi bebas dan terarah.
Langkah-langkah penggunaan metode inkuiri sosial
Metode inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi, atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi bebas dan terarah.
Langkah-langkah penggunaan metode inkuiri sosial
1.
Tahap orientasi.
2.
Tahap penyusunan hipotesis.
3.
Tahap definisi.
4.
Tahap eksplorasi.
5.
Tahap pembuktian hipotesis.
6.
Tahap generalisasi.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Personal
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Personal
1.
Model-model yang serumpun dengan
pendekatan personal adalah berikut ini.
a.
Model pengajaran nondirektif
b.
Model latihan kesadaran
c.
Model sinektik
d.
Model sistem konsepsional
MODUL 7
KEGIATAN BELAJAR 1
MERANCANG
DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN KOGNITIF
A. PENGERTIAN PENDEKATAN
KOGNITIF
Aspek-aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, pemahaman,
penerapan,analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pendekatan kognitif ini menekankan pada bagaimana cara individu memberi
respons yang datang dari lingkungan dengan cara mengorganisasikan data,
memformulasikan masalah, membangun konsep, dan rencana pemecahan masalah dengan
simbol-simbol verbal dan nonverbal atau pendekatan kognitif adalah suatu
pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.
B. CARA
MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN KOGNITIF
Salah satu metode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan
inkuiri (Inquiry Training). Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri
adalah sbb :
1. Menyajikan
masalah
2.
Mengumpulkan data
dan verifikasi data
3. Mengumpulkan
unsur baru
4. Merumuskan
penjelasan
5.
Menganalisis
terhadap proses inkuiri
©C. MENE
C.
MENERAPKAN
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
Sebagai contoh, kita ambil
kurikulum SD kelas 6 semester II sbb :
Kompetensi dasar :
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial
negara Indonesia dan negara tetangga.
Materi pokok :
Gejala alam dan sosial negara Indonesia
dan negara tetangga.
Hasil belajar :
a. Membandingkan gejala alam
negara Indonesia dan negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala
sosial Indonesia dan negara tetangga.
Indikator :
a. Menunjukkan pada peta
letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri
gejala alam Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri
gejala sosial Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap
waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah
kita pahami hal-hal diatas maka langkah selanjutnya adalah sbb :
1. Menyajikan masalah
2. Mengumpulkan data dan verifikasi data
3. Mengumpulkan unsur baru
4. Merumuskan penjelasan
5. Menganalis proses inkuiri
KEGIATAN BELAJAR 2
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
A. Pengertian Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial
mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri sosial sbb :
1. Adanya aspek –aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan
terciptanya suasana diskusi
2. Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah
3. Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis
Tahap-tahap metode inkuiri sosial adalah sbb :
1. Tahap orientasi, siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan
masalah
sosial yang dijadikan pokok
pembahasan.
2. Tahap hipotesis, siswa menyusun hipotesis sebagai acuan dalam usaha
pemecahan
masalah.
3. Tahap definisi, siswa mengdakan pembahasan mengenai pengertian
istilah yang
terdapat pada hipotesis.
4. Tahap eksplorasi, siswa mengadakan pengujian hipotesis dengan logika
deduksi dan
mengembangkan hipotesis
dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.
5. Tahap pembuktian hipotesis, siswa melakukan pembuktian dengan jalan
melakukan
pengumpulan data melalui
metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan
masalah yang dibahas.
6. Tahap generalisasi ,
siswa dengan bantuan guru
menyusun pernyataan yang benar-
benar terbaik untuk pemecahan masalah. B
ER
MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS
DI SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD kelas 5 semester I, sbb :
1. Kompetensi dasar :
Kemampuan memahami keadaan
penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
2. Pokok bahasan :
Penduduk dan sistem
pemerintahan di Indonesia.
3. Hasil belajar :
a. Mengidentifikasi keadaan
penduduk di Indonesia.
b. Mendeskripsikan peran dan
tanggung jawab pemerintah.
4. Indikator :
a. Menjelaskan perkembangan
jumlah penduduk, penggolongan, persebaran
dan kepadatan penduduk di
Indonesia.
b. Menginterprestasi berbagai
grafik penduduk.
c. Menjelaskan permasalahan
penduduk di Indonesia.
Setelah kita memahami hal-hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah
sbb :
1. Tahap orientasi :
Siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang
berkaitan dengan jumlah penduduk.
2. Tahap hipotesis : Siswa menyusun hipotesis yaitu :
a. Kondisi fisis suatu
daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan
terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya
manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,
mempunyai hubungan
dengan terjadinya kemiskinan.
3
Tahap Definisi
Siswa membahas pengertian
dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis :
a. Kondisi fisis : adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai
pengaruh
terhadap peri kehidupan
manusia, misalnya SDA pada suatu daerah.
b. Kualitas SDM : adalah derajat kemampuan manusia untuk
mengolah SDA
yang ada dengan
teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan alamiah
dan kemiskinan struktural/
buatan.
4. Tahap Eksplorasi : Siswa
mengadakan pengujian hipotesis dengan logika
deduksi dan mengembangkan
hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-
asumsi yang mendasarinya.
5. Tahap Pembuktian : Siswa melakukan pembuktian dengan jalan
melakukan
pengumpulan data melalui
metode-metode pengumpulan data yang sesuai
dengan masalah yang dibahas.
6. Tahap Generalisasi : Siswa menyusun pernyataan terbaik sebagai
jawaban
atas masalah yang dibahas.
LANDASKAN PENDE
KEGIATAN BELAJAR 3
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL.
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL.
PENGERTIAN PENDEKATAN PERSONAL
Pendekatan personal ini lebih
menekankan pada proses yang membantu individu dalam membentuk dan
mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks. Melalui pendekatan personal siswa diharapkan
dapat melihat diri pribadi dan sebagai yang berada di tengah-tengah kelompok.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN
METODE PEMBELAJARAN YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN PERSONAL
Salah satu metode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan personal yang akan dipilih sebagai contoh adalah metode
pertemuan kelas. Metode pertemuan kelas,
dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser dibedakan menjadi
3 tipe sbb :
1. Tipe pertemuan
pemecahan masalah sosial
Siswa berusaha
mengembangkan tanggung jawab untuk belajar dan berperilaku
dengan jalan
memecahkan masalahnya di dalam kelas.
2. Tipe pertemuan terbuka
Guru memulai pertemuan
dengan pertanyaan “apa yang menarik perhatian
kalian?”. Siswa diberi kebebasan dalam memikirkan dan
menjawab pertanyaan
dari guru.
3. Tipe pertemuan terarah
dan terbuka
Pada dasarnya sama
dengan tipe kedua, tetapi permasalahannya diarahkan
kepada hal-hal yang
dipelajari siswa.
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah sbb :
1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
Guru berupaya untuk
menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan siswa.
Tugas guru adalah sbb :
v Mendorong setiap siswa untuk berperan
serta dalam kegiatan belajar mengajar.
v Menyeleksi pendapat siswa tanpa disertai
dengan celaan dan penilaian.
2. Menyajikan masalah untuk diskusi
Tugas siswa dibantu guru
adalah sbb :
v Mengajukan masalah
v Mengemukakan masalah
v Mendeskripsikan masalah
v Mengidentifikasi konsekuensi
v Mengidentifikasi norma sosial
3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
Siswa dapat membuat
pertimbangan pribadi terhadap perilakunya sendiri. Untuk itu
siswa harus :
v Mengidentifikasi nilai dari masalah
perilaku dan norma sosial
v Membuat pertimbangan pribadi terhadap
norma-norma sosial yang dapat mengarah pada permilihan perilaku dan nilai-nilai
perilaku yang ditemukan.
4. Mengidentifikasi alternatif tindakan
Siswa mengidentifikasikan
alternatif perilaku khusus dan siswa sepakat untuk
mentaatinya.
5. Merumuskan kesepakatan
Siswa secara bersama
merumuskan kesepakatan. Apa yang sudah
ditentukan dan
dirumuskan bersama harus
dipenuhi dan ditaatinya.
6. Perilaku tindak lanjut
Mengukur efektifitas
kesepakatan dan perilaku baru.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERSONAL
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum SD
kelas 5 semester 2, sbb :
1. Kompetensi dasar :
Kemampuan memahami perjuangan
para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh
tokoh Pergerakan Nasional.
2. Pokok bahasan ( Materi pokok
) :
Perjuangan melawan penjajah
dan Pergerakan Nasional Indonesia.
3. Hasil belajar :
a. Mengidentifikasi
tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan tokoh-tokoh pejuang
setempat.
b. Mengidentifikasi peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam
mempersatukan Indonesia.
4. Indikator :
a. Membuat ringkasan riwayat
hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional
Indonesia.
b. Membuat laporan tentang
tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
c. Menceritakan peristiwa
Sumpah pemuda. d. Dll.
KEGIATAN BELAJAR 4
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
A. PENGERTIAN PENDEKATAN
MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu ciri pendekatan ini adalah
adanya kecenderungan memecah tugas belajar
menjadi sejumlah perilaku
yang kecil ( langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Rumpun pendekatan
perilaku
Rumpun ini dapat dibedakan
menjadi enam sbb :
a. Pendekatan
pengelolaan kontingensi menurut Skinner.
Lebih menekankan kepada penguasaan fakta,
konsep dan skill yang dijadikan
dasar pengubahan
tingkah laku.
b. Pendekatan mawas diri
menurut Skinner.
Menekankan pada bentuk tingkah laku sosial
dan keterampilan mawas diri.
c. Pendekatan relaksasi menurut David
C. Rimm dan John C. Masters.
Menekankan pada pembentukan pribadi yang
dapat menanggulangi stress dan
kecemasan.
d. Pendekatan reduksi
stress menurut David C. Rimm dan John C. Masters.
Lebih menekankan pada cara menghadapi
kecemasan dalam situasi sosial.
e. Pendekatan
assertive training menurut J.Welpe, Arnold A. Lazarus dan A.
Salter.
Pendekatan ini mempunyai tujuan yang
bersifat langsung, spontasnitas ekspresif dalam
merasakan perubahan
sosial.
f. Pendekatan direct
training menurut Robert Gagne, Karl.U. Smith dan Margaret Foltz
Smith.
Pendekatan ini lebih
menekankan kepada pembentukan pola-pola tingkah laku dan
keterampilan.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD
YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN
MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku
adalah pendekatan mawas diri atau model mengajar pengendalian diri. Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri
melalui 5 tahap sbb :
1. Tahap pengenalan prinsip tingkah laku
Pada tahap ini guru
memperkenalkan program dan prinsip-prinsip pengendalian diri. Tahap ini
bertujuan agar siswa memahami kesulitan yang dihadapi dalam pengendalian diri,
terutama yang terletak pada fungsi lingkungan yang tidak permanen.
2. Tahap menetapkan data dasar
Data dasar dimaksudkan
untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang terkendali, perilakuyang
terbentuk dan respons yang sesuai atau
tidak sesuai.
3. Tahap menyiapkan program yang realitis
Guru harus membantu siswa
dalam menyusun program secara realistis dan seimbang . Program ini disusun harus mempunyai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang secara jelas.
4. Tahap pelaksanaan program
Siswa melaksanakan program
yang telah direncanakan. Selama dalam
jangka waktu pelaksanaan program, siswa mengadakan pertemuan secara berkala
dengan guru untuk menelaah kemajuan dan mengubah program apabila diperlukan.
5. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Pada tahap ini guru
mengadakan penilaian tingkah laku siswa, apa sudah sesuai yang diprogramkan dan
menentukan tingkah laku sebagai tindak lanjut.
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN
PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Untuk menerapkan penggunaan metode ini
diambil contoh materi dari GBPP IPS SD kelas 5 semester II.
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami
perjuangan para tokoh dalam melmodulawan penjajah dan
tokoh-tokoh Pergerakan
Nasional.
2. Materi Pokok ( Pokok Bahasan )
Pendudukan Jepang di
Indonesia.
3. Hasil belajar
Mendeskripsikan
penduduk Jepang di Indonesia
4. Indikator ( Uraian Materi )
a. Menceritakan
penduduk anJepang di Indonesia.
b. Menceritakan sebab
dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang
terhadap penduduk
Indonesia.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah mempelajari
kompetensi dasar, materi pokok,hasil belajar dan indikator,
guru dapat menjelaskan
materi tersebut dengan carayang mudah diterima.
Pada saat menjelaskan materi
tersebut guru dapat memberikan penilaian
terhadap penjajah
Jepang.
KEGIATAN BELAJAR 5
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
A. PENGERTIAN PENDEKATAN
EKSPOSITORI
Pendekatan ekspositori adalah
pendekatan yang menekankan pada pengolahan materi pelajaran yang telah jadi
atau siap disampaikan kepada siswa.
Dalam hal ini, guru memberi pesan (materi) yang telah siap sehingga
siswa tidak perlu mencari, menemukan dan memecahkan sendiri.
B. CARA MERANCANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI
Dalam merancang penggunaan metode ceramah (sebagai
contoh pendekatan ekspositori) perlu terlebih dahulu diketahui sifat-sifatnya
yang kurang baik, yaitu berikut ini :
1. Kurang memberikan
kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan
masalah sehingga daya
serap siswa kurang tajam.
2. Kadang-kadang
pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap. Apalagi jika
menggunakan kata-kata
asing.
3. Kurang memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapannya untuk
mengeluarkan pendapat.
4. Kurang cocok untuk anak yang tingkat
abstraksinya masih kurang.
5. Dapat menimbulkan
kebosanan siswa dan verbalisme.
Metode ceramah dapat
digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini
:
1. Bahan ceramah yang akan
diberikan jumlahnya/volumenya sangat banyak.
2. Banyak atau materi yang
akan diberikan merupakan bahan baru.
3. Para siswa dapat
memahami informasi melalui kata-kata.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah adalah sbb :
1. Melakukan kegiatan pendahuluan
a. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
b. Mengemukakan pokok-pokok
materi yang akan disajikan
c. Memancing pengalaman siswa
yang relevan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan
2. Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor
berikut ini :
a. Perhatian siswa
b. Menjelaskan materi
pelajaran
c. Kegiatan pembelajaran
sedapat mungkin bervariasi
d. Umpan balik dari siswa
untuk guru
e. Motivasi perlu selalu
ditimbulkan
3. Menutup pelajaran dengan kegiatan sbb :
a. Menarik kesimpulan dari
bahan pelajaran yang disampaikan
b. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanggapi kembali bahan pelajaran
yang telah dipelajari
dengan menghubungkan mata pelajaran lain
c. Melaksanakan penilaian
akhir untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan
pelajaran
d. Tindak lanjut
C. MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN
EKSPOSITORI
Sebagai contoh untuk menerapkan pendidikan
ekspositori (metode ceramah), diambil
kurikulum SD kelas 6
semester II.
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami
gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan negara
tetangga.
2. Materi Pokok
Gejala alam dan sosial
Indonesia dan negara tetangga.
3. Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan
negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala
sosial negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukkan pada peta
letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri
gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri
gejala sosial negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
No comments:
Post a Comment