METODE, MEDIA
DAN PEMANFAATAN
SUMBER BELAJAR
IPS KELAS TINGGI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
Daftar Isi ………................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media, Metode dan Sumber Belajar
................... 3
1.
Metode ….……...….……...….……...….……...….…… 3
2.
Media ..….……...….……...….……...….……...….…… 6
3.
Sumber Belajar ….……...….……...….……...….……...….. 7
B.
Merancang dan Menerapkan
Penggunaan Metode, Media, dan
Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan
Kognitif ....................…...….……...….……...….……...…. 7
1. Pengertian Kognitif ....................….…...….……...….……...…. 7
2. Cara Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Kognitif ............................................ 7
3. Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan
Pendekatan Kognitif ............................................................. 8
C. Merancang dan Menerapkan Penggunaan
Metode, Media, dan
Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan
Sosial ................................…...….……...….……...….……...…. 9
1. Pengertian Pendekatan Sosial .….…...….……...….……...…. 9
2. Cara Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Sosial ............................................ 10
3. Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan
Pendekatan Sosial ................................................................... 10
D. Merancang
dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan
Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan
Personal ....................…...….……...….……...….……...…. 12
1. Pengertian Pendekatan Personal .…...….……...….……...…. 12
2. Cara Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Personal ............................................ 13
3. Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan
Pendekatan Personal ............................................................. 14
E. Merancang
dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan
Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan
Modifikasi Perilaku .........…...….……...….……...….……...…. 13
1. Pengertian Pendekatan Modifikasi Perilaku ........….……...…. 16
2. Cara Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Modifikasi
Perilaku ........................... 16
3. Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan
Pendekatan Modifikasi
Perilaku ................................................. 16
F. Merancang
dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan
Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan
Ekspositori .....................…...….……...….……...….……...…. 17
1. Pengertian Pendekatan Ekspositori .......................….……...…. 17
2. Cara Merancang Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan Pendekatan Ekspositori ....................................... 17
3. Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang
Berlandaskan
Pendekatan Ekspositori ........................................................... 18
BAB III KESIMPULAN ….……...….……...….……...….……...….… 20
DAFTAR PUSTAKA …..................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan
juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan
amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk
membawa peserta didik pada proses belajar, di bawah pengawasan guru. Pendidikan
di sekolah dilakukan dalam suatu proses yang disebut pembelajaran. Belajar
merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku sebagai hasil
pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respons.
Sedangkan
pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu
sistem lingkungan belajar yang terdiri dari tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber belajar
(Sutikno, 2008:37).
Keberhasilan
proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS sangat ditentukan oleh
metode, media, dan sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran baik
di dalam maupun di luar ruangan.
Untuk mempermudah
dalam proses pembelajaran, maka guru harus memiliki pemahaman dan kemampuan
dalam merancang dan menerapkan metode, media, dan sumber belajar yang gunakan
dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara
memahami metode, media, dan sumber belajar?
2. Bagaimana cara
merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi?
3. Bagaimana cara menerapkan
metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi?
C. Tujuan
1. Memahami
pengertian metode, media, dan sumber belajar.
2. Memahami tentang
cara merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi.
3.
Memahami tentang cara menerapkan metode,
media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode, Media, dan Sumber Belajar
1.
Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya.
Dalam memilih metode, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut ;
a. Tujuan pembelajaran
b. Kemampuan guru terhadap materi dan metode yang akan
dipilih
c. Kemampuan peserta didik belajar
d. Situasi atau kondisi saat belajar
e. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar )
f. Fasilitas yang dimiliki
g.
Evaluasi yang dimiliki
Namun ada beberapa metode yang memiliki keunggulan dan
kelemahan, di antaranya:
a.
Metode ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan
kelompok pengunjung ( dalam hal ini peserta didik ).
Keunggulan dari metode ini bila peserta didiknya berjumlah banyak dan baik
juga untuk menjelaskan materi yang banyak, namun dengan waktu yang terbatas.
Kelemahan dari metode ini apabila guru kurang menguasai bahan atau materi
serta alat peraga yang terbatas, dan kurang baik apabila seorang guru tidak pandai
berbicara.
b.
Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di
antara 3 atau lebih topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
Keunggulan dari metode ini ialah pendengar atau peserta didik dapat ikut
serta mengemukakan pendapatnya. Hal ini akan memperluas pandangan dari
masing-masing kelompok dan memupuk rasa kesatuan dan persatuan.
Kelemahannya dari metode ini ialah kurang baik jika dipakai dalam kelompok
yang besar. Di samping itu, informasi yang diperoleh peserta terbatas pada
topik diskusi. Jika moderator kurang terampil dalam memimpin diskusi maka akan
terjerumus ke dalam masalah lain
c. Panel
Adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang
sebuah topik. Pada diskusi panel diperlukan 3 panelis atau lebih dan seorang
pemimpin diskusi atau moderator.
Keunggulan dari metode ini ialah dapat membangkitkan pemikiran bagi para
peserta dan mendorong memberikan analisis. Dalam diskusi panel diperlukan
pandangan yang berbeda-beda.
Kelemahan dari metode ini ialah mudah tersesat ke dalam masalah lain.
Selain itu tidak semua peserta dapat mengambil bagian dalam pembicaraan.
Apalagi jika panelis terlalu banyak bicara.
d. Studi kasus
Studi kasus ialah sekumpulan situasi masalah, termasuk detail-detail yang
memungkinkan kelompok menganalisis masalah itu.
Keunggulan dari metode ini ialah dapat disajikan secara tertulis, lisan,
difilmkan, direkam atau diceritakan. Selain itu, dapat ditugaskan sebelum
diskusi dimulai.
Kelemahannya dari metode ini ialah membutuhkan keterampilan untuk
menuliskan suatu masalah. Memerlukan waktu yang lama. Sulit mencari moderator
yang terampil.
e. Metode brainstorming
Metode brainstorming adalah semacam cara pemecahan masalah, di mana anggota mengusulkan dengan
cepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Tidak ada kritik, evaluasi
atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.
Keunggulannya dari metode ini ialah dapat membangkitkan pendapat baru dan
merangsang semua anggota untuk mengambil bagian. Selain itu juga membangkitkan
reaksi berangkai dalam mengeluarkan pendapat. Menghemat waktu dan dapat dipakai
pada kelompok besar maupun kecil. Tidak memerlukan pemimpin diskusi yang hebat,
di samping itu tidak membutuhkan peralatan yang banyak.
Kelemahannya dari metode ini ialah mudah terlepas dari kontrol. Selain itu
anggota kelompok cenderung membuat evaluasi segera setelah pendapat diajukan.
Terkadang tidak semua anggota bisa menerima pendapat tersebut.
f. Diskusi formal
Adalah metode pemecahan masalah yang sistematis, mencakup :
1) Penyampaian permasalahan
2) Pengumpulan data
3) Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin
4) Memilih cara pemecahan yang terbaik
Keunggulannya dari metode ini ialah dapat membangkitkan
pemikiran yang logis, mendorong analisis secara menyeluruh. Prosedur yang
dipakai dapat diterapkan pada bermacam-macam problema dapat membangkitkan
pemusatan pikiran pada masing-masing peserta dan meningkatkan keterampilan
dalam mengenali problema.
Kelemahannya dari metode ini ialah membutuhkan waktu yang
banyak dan sulit, jika dipakai pada kelompok yang besar. Selain itu memerlukan
pemimpin yang benar-benar terampil. Kadang sulit memperoleh hasil diskusi yang
tuntas.
g. Metode tanya jawab
Metode ini dapat dipakai pada hal-hal berikut:
1) Menanyakan kembali pelajaran/materi yang diajarkan
2) Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama peserta
didik
3) Memimpin pengamatan dan pemikiran peserta didik
Keunggulannya adalah:
1) Peserta didik lebih aktif karena tidak hanya mendengarkan
2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
sehingga guru mengetahui apa yang belum dimengerti oleh peserta didik
3) Guru mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang
telah diterangkan.
Kelemahannya adalah:
1) Dengan tanya jawab, pembicaraan kadang-kadang menyimpang
dari poko pembicaraan
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama.
h. Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang
membagi peserta didik dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu.
Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut ;
1) Mengatasi kekurangan alat dan sumber belajar.
2) Mengatasi perbedaan kemampuan belajar peserta didik.
3) Mengatasi adanya perbedaan minat belajar peserta didik.
4) Mengatasi tugas pekerjaan yang sangat banyak atau sangat
luas.
Kelebihannya adalah:
1) Dapat memupuk rasa kerja sama
2) Tugas yang luas dapat diselesaikan dengan cepat
3) Timbul persaingan yang sehat
Kekurangannya adalah:
1) Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau
sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu bergantung kepada orang
lain.
2) Orang yang kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas
atau didominasi oleh seseorang.
2.
Media
Media dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan sebagai berikut ;
a.
Media visual
Merupakan media yang dapat dipandang. Media ini dapat dibagi menjadi 2, di antaranya
;
1) Media visual yang tidak diproyeksikan adalah media yang
tidak dapat dipantulkan pada layar. Hal itu dikarenakan bahan yang dipakai
tidak transparan atau tidak tembus cahaya.
Beberapa media yang
termasuk jenis ini antara lain ;
a) Gambar mati atau gambar diam
b) Ilustrasi
c) Karikatur
d) Poster
e) Bagan
f) Diagram
g) Grafik
h) Peta
2) Media visual yang diproyeksikan
Media ini dapat
dipantulkan pada layar karena bahan yang dipakai tembus cahaya.
b.
Media audio
Merupakan jenis media yang hanya dapat didengar.
c.
Media audio-visual
Media ini selain dapat dilihat juga dapat didengar. Contohnya, slide suara
dan televisi. Slide suara merupakan media visual yang diiringi suara, orang
sering menyebut film bingkai. Televisi merupakan suatu media yang menampilkan
gambar yang bergerak.
3.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala bentuk penyajian bahan atau materi yang dapat
dijadikan sumber untuk belajar. Contohnya, buku-buku, majalah, surat kabar,
peta.
B. Merancang dan
Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Kognitif
1. Pengertian
Pendekatan Kognitif
Pendekatan
kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada kecakapan intelektual.
Aspek-Aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, Pemahaman, Penerapan,
Analisis, Sintesis dan evaluasi. Salah satu metode pembelajaran yang
berdasarkan pendekatan kognitif adalah latihan inkuiri.
2. Cara Merancang Metode Pembelajaran
IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif
Metode latihan
inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Dalam hal ini guru
harus mampu menyajikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan peserta didik
untuk terjadinya konfrontasi intelektual.
Tahap-tahap
penerapan metode latihan inkuiri:
1) Menyajikan masalah
2) Mengumpulkan
data dan verifikasi data
3) Mengumpulkan
unsur baru
4) Merumuskan
penjelasan
5) Menganalisis
terhadap proses inkuiri
Dalam hal ini guru harus memperhatikan hal-hal
beriku:
1) Rencanakan
waktu yang akan digunakan.
2) Peserta didik
dapat melakukan secara kelompok.
3) Lanjutkan
latihan inkuiri dengan jalan diskusi.
4) Gunakan
sumber-sumber yang sesuai masalah sebanyak-banyaknya.
3. Menerapkan
Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif
Sebagai contoh,
kita ambil kurikulum sekolah dasar kelas 6 semester 2 sebagai berikut:
1) Kompetensi
Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara
tetangga.
2) Materi Pokok
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
3) Hasil belajar
a. Membandingkan
gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan
gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
4) Indikator
a. Menunjukkan
pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan
ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga.
c. Membandingkan
ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara tetangga.
d. Memberi contoh
sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah memahami hal-hal di atas, maka langkah
selanjutnya adalah:
1) Menyajikan
Masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan, “Bagaimana gejala alam dan
sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangganya?
2) Menumpulkan Data
dan Verifikasi Data
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku-buku,
internet, surat kabar yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengkaji situasi gejala alam dan sosial negara Indonesia dan
negara tetangga sehingga peserta didik memahami situasi secara objektif. Pada
tahap verifikasi data ditanyakan situasi, kondisi dan objek secara sistematis.
3) Mengumpulkan
Unsur Baru
Guru dan peserta didik mencocokkan secara langsung antara informasi dengan
rumusan masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk menjawab
masalah.
4) Merumuskan
Penjelasan
Guru membantu peserta didik dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas
masalah secara mendetail, rapi dan sistematis.
5) Menganalisis
Proses Inkuiri
Peserta didik menganalisis pola-pola penemuannya dan peserta didik menilai
efektivitas proses inkuiri yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan
yang ada.
Penerapan penggunaan metode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan kognitif ini pada dasarnya dimulai konfrontasi
intelektual dan diakhiri dengan penemuan jawaban atas masalah secara ilmiah melalui
metode-metode ilmiah. Kegiatan ini menekankan pada kemampuan intelektual
melalui mengorganisasikan data, merumuskan masalah, membangun konsep dan
merumuskan pernyataan atas masalah yang ada.
C. Merancang dan
Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Sosial
1. Pengertian
Pendekatan Sosial
Pendekatan
sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan
perhatian kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan
sosial berangkat dari dua asumsi; pertama masalah-masalah sosial diidentifikasi
atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan menggunakan
prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu perlu
dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus
menerus. Berdasarkan dua asumsi di atas, maka konsekuensi penggunaan metode
pembelajaran IPS SD harus membebani peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
hubungan dengan masyarakat, yang pada gilirannya kelak akan mampu membangun
masyarakat dan mampu mengadakan hubungan antar pribadi.
2. Cara merancang
metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan Sosial
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri:
1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis
3. Tahap definisi
4. Tahap
eksplorasi
5. Tahap
pembuktian hipotesis
6. Tahap
generalisasi
3. Menerapkan
Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Sosial.
Sebagai contoh
kita ambil kurikulum Sekolah dasar kelas V semester 2 sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
2) Materi Pokok
Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia.
3) Hasil belajar
a. Mengidentifikasi
keadaan penduduk di Indonesia.
b. Mendeskripsikan
peran dan tanggung jawab pemerintah.
4) Indikator
a. Menjelaskan
perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan penduduk
di Indonesia.
b. Menginterpretasi
berbagai grafik penduduk.
c. Menjelaskan
permasalahan penduduk di Indonesia.
d. Mengidentifikasi
bentuk, sebab dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi di Indonesia.
e. Menguraikan
pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat.
f. Menjelaskan
sistem pemerintahan demokrasi.
g. Memberi contoh
tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.
Setelah
memahami hal-hal di atas maka langkah selanjutnya adalah:
1) Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil
dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak,
persebaran penduduk yang tidak merata dan kepadatan yang tinggi. Salah satu
akibatnya adalah munculnya masalah sosial yaitu kemiskinan. Rumusan masalahnya
adalah: “ Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah?”. Jadi
masalah pokoknya adalah terjadinya kemiskinan.
2) Tahap Hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun
hipotesis, yaitu:
a. Kondisi fisik
suatu daerah mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber
daya manusia mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3) Tahap Definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah
yang ada dalam hipotesis:
a. Kondisi fisis
adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap peri kehidupan
manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada suatu daerah.
b. Kualitas sumber
daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya alam
yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan
dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural/buatan.
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat
terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam terhadap
kehidupan manusia rendah. Kemiskinan struktural/buatan adalah kemiskinan yang
ditimbulkan sebagai akibat perubahan ekonom, teknologi dan pembangunan itu
sendiri. Atau karena kelembagaan yang ada menyebabkan sebagian masyarakat tidak
memperoleh kesempatan yang sama untuk menguasai sumber daya sehingga menjadi
miskin.
4) Tahap
Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis
dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi
yang mendasarinya.
5) Tahap
Pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan
jalan melakukan pengumpulan data melalui metode-metode pengumpulan data melalui
metode-metode yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Setelah data lengkap,
kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya untuk
dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak.
6) Tahap
Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun
pernyataan terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas, yaitu:
a. Kondisi fisik
yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
b. Kualitas sumber
daya manusia yang mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
D.
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode,
Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Personal
1. Pengertian
Pendekatan Personal
Pendekatan
Personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu individu
dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks. Keadaan
emosional peserta didik perlu diperhatikan agar peserta didik dapat
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungan.
Melalui
pendekatan personal peserta didik diharapkan dapat melihat diri pribadi dan
sebagai pribadi yang berada di tengah-tengah kelompok. Setiap individu
mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu perlu
adanya sikap dan perlakuan yang berbeda kepada setiap individu
2. Cara merancang
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal
Salah satu
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan dipilih
sebagai contoh adalah metode pertemuan kelas. Metode ini berdasarkan pada teori
Glasser yang mempunyai dua asumsi,pertama,bahwa manusia itu mempunyai dua
kebutuhan dasar yaitu cinta dan harga diri. Kedua, kebutuhan tersebut berakar
dalam hubungan antar manusia. Masalah individu muncul apabila ia tidak dapat
memenuhi dua kebutuhan pokok.
Metode
pertemuan kelas,dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser
dibedakan menjadi tiga tipe:
1. Tipe Pertemuan
Pemecahan Masalah Sosial
Dalam pertemuan ini peserta didik berusaha mengembangkan tanggung jawab
untuk belajar dan berperilaku dengan jalan memecahkan masalahnya di dalam
kelas.
2. Tipe Pertemuan
Terbuka
Guru memulai pertemuan dengan pertanyaan ”apa yang menarik perhatian
kalian?”. Peserta didik diberi kebebasan dalam memikirkan dan menjawab
pertanyaan dari guru. Peserta didik berinisiatif untuk berdiskusi dengan
memunculkan suatu topik yang menarik berdasarkan pengalamannya.
3. Tipe Pertemuan
Terarah dan Terbuka
Pada dasarnya
sama dengan tipe kedua ,akan tetapi permasalahannya diarahkan kepada hal-hal
yang sedang dipelajari peserta didik.
Beberapa pedoman guru dalam menerapkan metode
pertemuan kelas antara lain :
1. Guru
mengarahkan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Kepemimpinan
guru sebagai penengah.
3. Dalam tahapan
tertentu guru harus mendorong peserta didik untuk berinisiatif.
4. Guru
mengembangkan hubungan yang sangat , menarik dan sensitif.
5. Guru
mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab mendiagnosis
perilaku sendiri dan menolak perilaku yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
6. Guru secara
keseluruhan mengidentifkasikan, memilih dan menaati alternatif perilaku.
7. Guru harus
mampu menciptakan iklim terbuka dan mengendalikan kelompok untuk menilai
perilaku, mengambil kesepakatan dan menilai tindak lanjut.
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan
kelas :
1. Menciptakan
iklim yang mengandung keterlibatan guru berupaya untuk menciptakan
iklim yang mengundang keterlibatan peserta didik.
2. Menyajikan
masalah untuk diskusi.
3. Mengembangkan
pertimbangan nilai pribadi
4. Mengidentifikasikan
alternatif tindakan.
5. Merumuskan
kesepakatan.
6. Perilaku tindak
lanjut
3. Menerapkan metode
pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan personal
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah
Dasar kelas V semester 1, sebagai berikut:
1. Kompetensi
Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan
tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok
Perjuangan melawan penjajah dan Pergerakan Nasional Indonesia.
3. Hasil belajar
a. Mengidentifikasi
tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan tokoh-tokoh perjuangan setempat.
b. Mengidentifikasi
peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia.
4. Indikator
a. Membuat
ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional (misal R. A.
Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantoro, Douwes Dekker).
b. Membuat laporan
tentang tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
c. Menceritakan
peristiwa Sumpah Pemuda.
d. Menceritakan
peranan masing-masing tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
e. Menceritakan
peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia.
Setelah
memahami hal-hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah :
1. Menciptakan
iklim yang mengundang keterlibatan.
Guru dalam iklim tahap ini berusaha mendorong peserta didik berperan serta
dan berbicara mengenai Sumpah Pemuda. Guru menyeleksi pendapat-pendapat peserta
didik mengenai Sumpah Pemuda tanpa celaan dan penilaian. Peserta didik diberi
kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.
2. Menyajikan
masalah untuk diskusi.
Penyajian masalah dapat berasal dari guru dan peserta didik dalam bentuk
pertentangan sederhana mengenai sumpah pemuda. Tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan guru adalah:
a. Memberikan pembenaran
perilaku peserta didik;
b. Turut campur
tangan jika peserta didik cenderung ke arah mencela dan mengkritik.
c. Menugasi
kelompok untuk menjelaskan sumpah pemuda.
Kemudian, guru dan peserta didik
mengidentifikasi norma-norma sosial dari peristiwa Sumpah Pemuda yang dapat
dijadikan contoh yang baik bagi pembentukan sikap peserta didik dalam
menghadapi masalah-masalah sosial.
3. Mengembangkan
pertimbangan nilai pribadi.
Untuk dapat membuat pertimbangan nilai pribadi, peserta didik harus
mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda.
Nilai-nilai tersebut adalah berikut ini:
a. Nilai
kebersamaan untuk mencapai tujuan luhur.
b. Nilai persatuan
dan kesatuan bangsa.
c. Nilai kebulatan
tekad untuk mencapai kemerdekaan.
d. Nilai menghargai
pendapat dan karya orang lain.
4. Mengidentifikasi
alternatif tindakan.
Pesta didik menunjukkan nilai-nilai dari peristiwa Sumpah Pemuda. Kemudian,
peserta didik menyeleksi untuk dijadikan alternatif tindakan dalam memecahkan
masalah sosial sehari-hari. nilai-nilai yang ditemukan itu merupakan suatu
hasil penggalian dari Sumpah Pemuda yang dapat digunakan untuk menyikapi
masalah-masalah sosial.
5. Merumuskan
kesepakatan
Peserta didik merumuskan dan
menyepakati sikap dan perilaku serta menaatinya.
6. Perilaku tindak
lanjut
Peserta didik menilai efektivitas perilaku baru yang diperoleh dan
memperkuatnya untuk tindakan-tindakan mendatang.
Penggunaan metode
pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan personal itu dititikberatkan pada
usaha penggalian nilai-nilai peristiwa yang terjadi,kemudian peserta didik
menyeleksi dan mencoba untuk menerapkannya dalam menyikapi masalah sosial yang
ada.
E. Merancang dan
Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Modifikasi Perilaku
1. Pengertian
Pendekatan Modifikasi Perilaku
Pendekatan modifikasi perilaku adalah suatu
pendekatan yang menitik beratkan adanya kecenderungan untuk memecahkan tugas
belajar-mengajar menjadi sejumlah perilaku nyata dan sistematis.
Rumpun pendekatan perilaku:
a. Pendekatan
pengelolaan kontingensi
b. Pendekatan
mawas diri
c. Pendekatan
relaksasi
d. Pendekatan
reduksi stres
e. Pendekatan assertive
Training
f. Pendekatan
direct Training
2. Cara merancang
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Modifikasi Perilaku
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku
adalah pendekatan mawas diri atau model mengejar pengenalan diri. Pembelajaran
dengan pendektan mawas diri melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap
pengenalan prinsip tingkah laku
2. Tahap
menetapkan data dasar
3. Tahap
menyiapkan program yang realistis
4. Tahap
pelaksanaan program
5. Tahap evaluasi
dan tindak lanjut
3. Menerapkan metode
pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Modifikasi Perilaku
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah
Dasar kelas V semester 2, sebagai berikut:
1. Kompetensi
Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan
tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok
Pendudukan Jepang di Indonesia.
3. Hasil belajar
Mendeskripsikan
pendudukan Jepang di Indonesia.
4. Indikator
a. Menceritakan
pendudukan Jepang di Indonesia.
b. Menceritakan
sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk
Indonesia.
5. Pelaksanaan
Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi dasar, materi pokok, hasil belajar dan
indikator, guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah
diterima. Pada saat menjelaskan materi tersebut guru dapat memberikan penilaian
terhadap penjajah Jepang. Khususnya apa yang menguntungkan dan merugikan bagi
penduduk. Hal itu agar peserta didik dapat menilai secara obyektif akibat
penjajahan Jepang. Selain itu guru perlu mengomunikasikan sebab dan akibat
pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia.
F. Merancang dan
Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Ekspositori
1. Pengertian
Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang
menekankan pada pengolahan materi pelajaran yang telah jadi atau siap
disampaikan kepada peserta didik.
Pendekatan ekspositori guru berperan sebagai penyampai
materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan kegiatan kepada peserta didik
serta mendukung dan memperkuat informasi agar dipelajari peserta didik.
2. Cara merancang
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Ekspositori
Metode ceramah sebagai contoh pendekatan
ekspositori memiliki kelemahan sebagai berikut:
1. Kurang di
berikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan masalah sehingga
daya serap siswa kurang tajam.
2. Kadang kadang
pertanyaan atau penjelasan lisan sukar di tangkap. Apa lagi jika menggunakan
kata kata asing
3. Kurang
memberikan kesempatan kepada peserta didik antuk mengembangkan kecakapannya
untuk mengeluarkan pendapat.
4. Kurang cocok
untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang.
5. Dapat
menimbulkan kebosanan peserta didik yang verbalisme.
Metode ceramah dapat di gunakan apabila
terhadap hal hal berikut ini.
1. Bahan ceramah yang akan di berikan jumlahnya
\volumenya sanggat banyak.
2. Banyak atau
materi yang akan di erik merupakan bahan baru.
3. Para pesta
didik dapat memahami informasi melalui
kata kata.
Langkah-langkah melaksanakan metode ceramah:
1. Melakukan
kegiatan pendahuluan.
2. Menyajikan
bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor:
a. Perhatian
peserta didik.
b. Menjelaskan
materi pelajaran.
c. Kegiatan
pembelajaran harus bervariasi.
d. Umpan balik
dari siswa untuk guru.
e. Motivasi perlu
selalu ditimbulkan.
3. Menutup
pelajaran.
3. Menerapkan metode
pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Ekspositori
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah
Dasar kelas 6 semester 2, sebagai berikut:
1. Kompetensi
Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara
tetangga.
2. Materi Pokok
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
3. Hasil belajar
a. Membandingkan
gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan
gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukkan
pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan
ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga.
c. Membandingkan
ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara tetangga.
d. Memberi contoh
sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah memahami hal-hal di atas, maka langkah
selanjutnya adalah:
1. Melakukan
kegiatan pendahuluan.
a. Menjelaskan
tujuan pembelajaran.
b. Mengemukakan
pokok-pokok materi.
c. Memberikan
apresiasi. Misalnya guru bertanya: siapa yang pernah mencari kota Bangkok dan
Singapura dalam peta? Di negara apa kota Bangkok dan Singapura? Selanjutnya,
guru menjelaskan letak kota Bangkok dan Singapura.
2. Menyajikan
bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor:
Untuk menyajikan materi, guru menggunakan peta
Asia Tenggara. Dijelaskan letak negara-negara di Asia Tenggara dan ibu kotanya
masing-masing. Setelah itu dijelaskan ciri-ciri gejala alam di Indonesia dibandingkan
dengan gejala alam di negara-negara Asia Tenggara yang lain. Setelah itu
dijelaskan juga ciri-ciri gejala sosialnya.
3. Menutup
pelajaran.
a. Membuat
kesimpulan.
b. Memberi
kesempatan kepada anak untuk bertanya atau menanggapi materi yang telah diajarkan.
c. Melaksanakan
evaluasi dan tindak lanjut.
BAB III
KESIMPULAN
Pendekatan kognitif menekankan pada bagaimana individu
merespons rangsangan yang datang dengan menggunakan kemampuan intelektual yaitu
melalui mengorganisasikan data, merumuskan masalah dan membangun konsep untuk
memecahkan masalah dengan simbol-simbol verbal dan nunverbal.
Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu yang
berhubungan dengan orang lain (masyarakat), dan memusatkan perhatian pada
gejala-gejala sosial yang muncul. Metode inkuiri sosial tepat untuk mengkaji
gejala-gejala sosial. Metode inkuiri sosial memungkinkan peserta didik berpikir
dan mencari fakta-fakta, informasi atau data yang mendukung pembuktian
hipotesis.
Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang
menekankan pada usaha membantu peserta didik untuk mengembangkan dan
pembentukan sikap. Salah satu contoh pendekatan personal adalah metode
pertemuan kelas.
Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang
bertujuan mengusahakan terjadinya perilaku peserta didik.
Pendekatan ekspositori menitikberatkan pada peranan guru
dalam pengolahan dan penyampaian materi pelajaran yang telah siap diterima oleh
siswa. Salah satu contoh pendekatan eskpositori adalah metode ceramah.
DAFTAR PUSTAKA
Sardjijo, dik. (2017). Pendidikan IPS di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Ahmadi, Abu. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Daradjat,
Zakiah. (1984). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Jamaludin, Syarif. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar
mengajar. Bandung : Algensindo.
Sutikno, M.Sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Prosfect.
Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosda Karya.
W.J.S. Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
mantap
ReplyDelete