Wednesday 6 February 2019

Pembelajaran Tematik


A. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Tahun 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghimbau kelas 1 sampai 3 SD untuk menerapkan pembelajaran tematik. Pada tahun 2013 kurikulum kembali berubah menjadi Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang menghimbau kelas 1 sampai 6 SD menerapkan pembelajaran tematik. Kurikulum ini telah mengalami beberapa kali revisi, namun pola pembelajaran tetap pada pembelajaran tematik.
Alasan pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tematik antara lain:1. Pola pikiran anak yang masih holistik artinya usia siswa sekitar 4 – 10 tahun pola pemikirannya masih satu kesatuan, umumnya mereka menjadi berpikir fragmented karena pola asuh orang dewasa yang memisah-misahkannya; 2. Usia siswa SD masih bersifat operasional kongkrit menurut Jean Piaget bahwa pada usia tersebut masih butuh alat peraga (media) yang kongkrit (nyata) untuk menjelaskan suatu konsep; 3. saat proses belajar untuk mengenal suatu konsep tentu tidak lepas dari kehidupan yang paling dekat dengan lingkungan siswa oleh karena melalui payung tema yang menarik perhatian siswa ,sang guru dapat membelajarkan beberapa mata pelajaran seperti: Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Seni Budaya  (SBDp), PKn, Agama dan Olahraga. Pada pembelajaran tematik, mata pelajaran tersebut dikaitkan dengan waktu dan konsep yang disesuaikan dengan peserta didik.

B. Konsep Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Pengalaman bermakna maksudnya anak memahami konsep – konsep yang telah mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Depdikbud, tim pengembang PGSD,1996).
Pendekatan menurut Depdiknas, 2004 adalah suatu pola umum pembelajaran yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (langkah pembelajaran, metode, media,  manajemen kelas, evaluasi dan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien).
Pembelajaran Tematik ini berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak artinya menolak drill sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional maka pembelajaran Tematik lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif baik kognitif maupun skill dalam proses pembelajarannya. Prinsip “Belajar seraya bermain dan Learning by doing” diterapkan dalam pembelajaran Tematik.
Menurut Fogarty, ada 3 macam pembelajaran Tematik yang diperkenalkan di Indonesia terutama di kalangan mahasiswa S1 – PGSD dari 10 macam yang ditulis olehnya. (i) Pembelajaran Keterhubungan (conneccted) adalah pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan sub bab /bab yang satu dengan lainnya. Misalnya dalam pelajaran IPA ada bab Makhluk Hidup dan Benda maka untuk mengkaitkannya dibuat tema: “Makhluk hidup dan benda di sekitar kita”

2. Jenis Pembelajaran Tematik di Indonesia
a. Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Spider Webbed)
Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Spider Webbed) adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap mata pelajaran diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilaian dalam setiap mata pelajaran masih dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari setiap mata pelajaran. Satu tema dapat dilakukan selama 2 minggu tergantung dari materi yang dikaitkan. Contohnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan SBDp dengan tema Diri Sendiri .
b. Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Pembelajaran Terpadu (Integrated) adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema tanpa ada batas satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Satu sub tema dilakukan setiap hari tanpa jadwal pelajaran hanya jam pelajaran yang ditekankan. Penilaian dilakukan secara keterpaduan untuk setiap mata pelajaran dan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Contoh untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan SBDp dengan tema Diri Sendiri .

C. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Untuk Implementasi Pembelajaran tematik ada beberapa komponen yang perlu dibahas dahulu seperti metode, penilaian, media, langkah pembelajaran dan peran guru. Setelah itu akan dibahas langkah penyusunan Pembelajaran tematik serta contoh Matriks Tematik , Silabus dan RPP.
 Metode yang digunakan dalam pembelajaran Tematik bermacam-macam agar siswa tidak bosan seperti; bermain peran, karya wisata, tanya jawab, eksperimen, bernyanyi, papan buletin, pemberian tugas, pameran, pemecahan masalah, diskusi kelompok, pengamatan, latihan,dan lain-lain. Penilaian tidak hanya ditekankan pada segi kognitif saja tetapi aspek lainnya seperti psikomotor dan afektif pun diperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung. Artinya proses dan produk keduanya diukur saat proses pembelajaran berlangsung dan dilakukan secara terus menerus. Mengukur pengetahuan jauh lebih mudah daripada mengukur keterampilan dan moral siswa karena perlu pengamatan yang terus menerus dari guru untuk melihat tingkat perkembangannya.
Peran guru pada pembelajaran tematik adalah sebagai fasilitator, mediator dan orang tua bagi siswa. Artinya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekplorasi sendiri dan guru membimbing tahap demi tahap untuk mencari jawabannya sendiri misalnya dengan menyediakan media atau pertanyaan yang bersifat membimbing dan sebagainya.

D. Penutup
Seperti halnya kurikulum sebelumnya, pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 (K13) memiliki kelebihan dan kekurangan . Beberapa kelebihan Pembelajaran Tematik adalah:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2. Hasil belajar akan lebih tahan lama.
3. Menimbulkan keterampilan berpikir dan skill.
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak seperti; kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap orang lain.
Beberapa kekurangan  Pembelajaran Tematik adalah:
1. Perencanaan pembelajaran tematik yang memakan waktu dan tenaga yang lebih banyak mulai dari penyusunan matriks tematik, jaring laba-laba, program semester, silabus dan RPP sekaligus dibuat dalam 1 semester.
2. Tidak berurutan materi yang diajarkan kecuali Matematika dalam 1 semester.
3. Menyiapkan media perlu disesuaikan dengan pemilihan tema.


DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, (2007). Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD. Jakarta:Depdiknas.

Karli, Hilda. (2014). Penerapan Pembelajaran Tematik SD di Indonesia. Diunduh pada tanggal 1 November 2018. Dapat diakses di


No comments:

Post a Comment

Skincare Reglow

https://fenia.sahabatreglow.net/reglow/ Konsultasi/tanya